BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mencermati kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, maka pendidikan merupakan bagian dari kehidupan selama manusia masih hidup secara normal dan akan selalu memerlukan pendidikan, baik pendidikan yang sifatnya umum dan keagamaan.
Pendidikan adalah hal yang bersifat dinamis, selalu mengikuti arus perkembangan zaman dan kemajuan intelektualitas. Arus perkembangan zaman dan intelektualitas manusia. Baik didunia pendidikan maupun didunia kehidupan biasa terjadi evolusi dan revolusi. Namun tidak selamanya perkembangan keduanya berjalan seimbang dan selaras. Karena itu sering muncul berbagai gejala pendidikan yang mengandung berbagai permasalahan yang banyak sekali.
Mengenai arus perkembangan tersebut adalah untuk meningkatkan pendidikan dari segi kualitas maupun kuantitas agar tercapai tujuan pendidikan dengan sebaik-baiknya sebagaimana yang kita harapkan.
Pelaksanaan pendidikan di Indonesia berupaya merealisir tujuan pendidikan nasional yaitu untuk : “Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia, Yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani”.
Dengan tujuan pendidikan nasional tersebut, pelaksanaan pendidikan akan lebih terarah dan efektif dalam rangka menghasilkan manusia-manusia yang mempunyai rasa tanggung jawab kemanuisian dan kebangsaan berdasarkan nilai-nilai taqwa kepada Allah SWT Tuhan Yang Esa, mempunyai kecakapan, keterampilan dan berakhlak mulia.
Oleh karena itu perlu adanya perhatian yang tinggi dalam mengelola dan mengembangkan pendidikan untuk mengukur sampai dimana pengembangan dalam mengelola pendidikan, salah satu acuan pengukuran adalah dengan melihat prestasi anak didik pada suatu lembaga pendidikan tersebut. Ada beberapa faktor yang dapat mempegaruhi terhadap pendidikan dan pengembangan serta keberhasilan suatu pendidikan, dan salah satu diantaranya adalah faktor lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan disini adalah segala sesuatu yang ada disekitar anak didik. Lingkungan dapat memberikan pengaruh yang positif atau negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak. Sebagaimana dikatakan oleh Drs. Zubairini dkk, sebagai berikut :
“Lingkungan dikatakan positif apabila lingkungannya itu dapat memberikan dorongan dan rangsangan kepada anak didik untuk berbuat hal-hal yang baik sebaliknya pengaruh lingkungan dikatakan negatif bilaman keadaan disekitar anak itu memberikan pengaruh yang tidak baik”.
Anak yang sedang mengenyam pendidikan formal atau nonformal didunia ini ia akan berkumpul pada suatu lembaga pendidikan yang sama, tetapi mereka yang berasal dari lingkungan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini sudah sewajarnya tentu akan menghasilkan anak didik yang berbeda-beda pula, baik tingkat pengetahuannya, pengelaman, sikap dan tingkah lakunya. Dengan demikian, bahwa lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar bagi anak.
Mencermati kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, maka pendidikan merupakan bagian dari kehidupan selama manusia masih hidup secara normal dan akan selalu memerlukan pendidikan, baik pendidikan yang sifatnya umum dan keagamaan.
Pendidikan adalah hal yang bersifat dinamis, selalu mengikuti arus perkembangan zaman dan kemajuan intelektualitas. Arus perkembangan zaman dan intelektualitas manusia. Baik didunia pendidikan maupun didunia kehidupan biasa terjadi evolusi dan revolusi. Namun tidak selamanya perkembangan keduanya berjalan seimbang dan selaras. Karena itu sering muncul berbagai gejala pendidikan yang mengandung berbagai permasalahan yang banyak sekali.
Mengenai arus perkembangan tersebut adalah untuk meningkatkan pendidikan dari segi kualitas maupun kuantitas agar tercapai tujuan pendidikan dengan sebaik-baiknya sebagaimana yang kita harapkan.
Pelaksanaan pendidikan di Indonesia berupaya merealisir tujuan pendidikan nasional yaitu untuk : “Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia, Yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani”.
Dengan tujuan pendidikan nasional tersebut, pelaksanaan pendidikan akan lebih terarah dan efektif dalam rangka menghasilkan manusia-manusia yang mempunyai rasa tanggung jawab kemanuisian dan kebangsaan berdasarkan nilai-nilai taqwa kepada Allah SWT Tuhan Yang Esa, mempunyai kecakapan, keterampilan dan berakhlak mulia.
Oleh karena itu perlu adanya perhatian yang tinggi dalam mengelola dan mengembangkan pendidikan untuk mengukur sampai dimana pengembangan dalam mengelola pendidikan, salah satu acuan pengukuran adalah dengan melihat prestasi anak didik pada suatu lembaga pendidikan tersebut. Ada beberapa faktor yang dapat mempegaruhi terhadap pendidikan dan pengembangan serta keberhasilan suatu pendidikan, dan salah satu diantaranya adalah faktor lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan disini adalah segala sesuatu yang ada disekitar anak didik. Lingkungan dapat memberikan pengaruh yang positif atau negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak. Sebagaimana dikatakan oleh Drs. Zubairini dkk, sebagai berikut :
“Lingkungan dikatakan positif apabila lingkungannya itu dapat memberikan dorongan dan rangsangan kepada anak didik untuk berbuat hal-hal yang baik sebaliknya pengaruh lingkungan dikatakan negatif bilaman keadaan disekitar anak itu memberikan pengaruh yang tidak baik”.
Anak yang sedang mengenyam pendidikan formal atau nonformal didunia ini ia akan berkumpul pada suatu lembaga pendidikan yang sama, tetapi mereka yang berasal dari lingkungan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini sudah sewajarnya tentu akan menghasilkan anak didik yang berbeda-beda pula, baik tingkat pengetahuannya, pengelaman, sikap dan tingkah lakunya. Dengan demikian, bahwa lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar bagi anak.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakakan suatu rumusan masalah adalah sebagai berikut :
“Lingkungan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar”
Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakakan suatu rumusan masalah adalah sebagai berikut :
“Lingkungan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar”
C. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan
Adapun tujuan pembuatan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
Untuk memenuhi sebagian dari tugas dan syarat-syarat sebagai mahasiswa program D II PGMI yang akan menyelesaikan programnya pada semester IV (Empat).
Untuk memberikan gambaran umum secara teoritis mengenai pengaruh lingkungan terhadap prestasi belajar pada anak.
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai pengaruh lingkungan terhadap prestasi belajar pada anak.
Tujuan
Adapun tujuan pembuatan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
Untuk memenuhi sebagian dari tugas dan syarat-syarat sebagai mahasiswa program D II PGMI yang akan menyelesaikan programnya pada semester IV (Empat).
Untuk memberikan gambaran umum secara teoritis mengenai pengaruh lingkungan terhadap prestasi belajar pada anak.
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai pengaruh lingkungan terhadap prestasi belajar pada anak.
Kegunaan
Pembuatan karya ilmiah ini diharapkan berguna :
a. Untuk para pendidikan atau tenaga kependidikan sebagai salah satu acuan dalam menghadapi permasalahan dilapangan, terutama yang berhubungan dengan prestasi belajar anak dalam hubungannya dengan masalah lingkungan.
b. Untuk memperkaya atau Khazanah Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Kuala Kapuas Program D II PGMI, pembaca pada umumnya dan terlebih lagi bagi pribadi penulis.
Pembuatan karya ilmiah ini diharapkan berguna :
a. Untuk para pendidikan atau tenaga kependidikan sebagai salah satu acuan dalam menghadapi permasalahan dilapangan, terutama yang berhubungan dengan prestasi belajar anak dalam hubungannya dengan masalah lingkungan.
b. Untuk memperkaya atau Khazanah Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Kuala Kapuas Program D II PGMI, pembaca pada umumnya dan terlebih lagi bagi pribadi penulis.
D. Metodologi Penulisan
Adapaun metode pembuatan karya ilmiah adalah sebagai berikut :
1. Library reseach atau Kepustakaan. Maksudnya bahwa dalam pembuatan atau penyusunan karya ilmiah ini berdasarkan kajian atau telaahan dari berbagai buku kepustakaan, terutama yang ada hubungan dengan judul yang penulis kemukakan, yang penulis kutip secara langusung ataupun tidak langsung.
2. Empiris atau pengalaman probadi. Maksudnya disamping metodologi kepustakaan juga dilengkapi dengan hasil pengalaman pribadi penulis, baik didapat secara formal, informal maupun non formal termasuk pengalaman pribadi penulis sebagai seorang pendidik atau guru, sehingga dengan harapan dapat lebih melengkapi dan menyempurnakan pembahasan dari judul yang penulis kemukakan.
BAB II
LINGKUNGAN DAN PENGARUHNYA
Adapaun metode pembuatan karya ilmiah adalah sebagai berikut :
1. Library reseach atau Kepustakaan. Maksudnya bahwa dalam pembuatan atau penyusunan karya ilmiah ini berdasarkan kajian atau telaahan dari berbagai buku kepustakaan, terutama yang ada hubungan dengan judul yang penulis kemukakan, yang penulis kutip secara langusung ataupun tidak langsung.
2. Empiris atau pengalaman probadi. Maksudnya disamping metodologi kepustakaan juga dilengkapi dengan hasil pengalaman pribadi penulis, baik didapat secara formal, informal maupun non formal termasuk pengalaman pribadi penulis sebagai seorang pendidik atau guru, sehingga dengan harapan dapat lebih melengkapi dan menyempurnakan pembahasan dari judul yang penulis kemukakan.
BAB II
LINGKUNGAN DAN PENGARUHNYA
A. Pengertian
Lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan disini ialah, segala sesuatu yang terdapat disekitar, baik makhluk hidup maupun benda mati. Yang dimaksud dengan lingkungan dalamn pembahasan ini menitik beratkan pada lingkungan dimana terjadi proses interaksi, baik lingkungan inforaml (keluarga), atau non formal (Masyarakat), atau lingkungan formal sekolah itu sendiri.
Jadi tegasnya yang dimaksud dengan lingkungan ialah : “Kawasan wilayah dan segala sesuatu yang terdapat didalamnya, golongan, kalangan” 1
Lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan disini ialah, segala sesuatu yang terdapat disekitar, baik makhluk hidup maupun benda mati. Yang dimaksud dengan lingkungan dalamn pembahasan ini menitik beratkan pada lingkungan dimana terjadi proses interaksi, baik lingkungan inforaml (keluarga), atau non formal (Masyarakat), atau lingkungan formal sekolah itu sendiri.
Jadi tegasnya yang dimaksud dengan lingkungan ialah : “Kawasan wilayah dan segala sesuatu yang terdapat didalamnya, golongan, kalangan” 1
Pengaruh
Pengaruh ialah : “Daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda, dsb) yang berkuasa atau yang berkekuatan (ghaib dsb)” 2
Dalam hubungannya dengan judul karya ilmiah ini, yang dimaksud dengan pengaruh yaitu suatu kekuatan yang timbul dari luar individu yang menjadi sebab terhadap prestasi belajar pada anak.
Pengaruh ialah : “Daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda, dsb) yang berkuasa atau yang berkekuatan (ghaib dsb)” 2
Dalam hubungannya dengan judul karya ilmiah ini, yang dimaksud dengan pengaruh yaitu suatu kekuatan yang timbul dari luar individu yang menjadi sebab terhadap prestasi belajar pada anak.
Pendidikan
Menurut Carted V Good : pendidikan adalah sejumlah dari pada proses yang cukup lama untuk membina kemampuan pembawaan dan beberapa bentuk dari pada tingkah laku kepada nilai yang lebih baik dimasyarakat dimana ia tinggal.
Dari pengertian diatas, dapat kita kemukakan bahwa pendidikan merupakan suatu proses yang terjadi di samping kehidupan guna mewujudkan aneka pembedaan dalam rangka membentuk dan mengembangkan segala potensi yang bersifat pembawaan, intelektual dan emosional bagi manusia itu sendiri atau bimbingan orang dewasa terhadap anak didik dalam perkembangannua menuju arah kedewasaan.
Perlu diketahui bahwa pendidikan terjadi di mana saja dan kapan saja asalkan berbeda dalam suatu hubungan yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh atau perubahan-perubahan yang positif.
Menurut Carted V Good : pendidikan adalah sejumlah dari pada proses yang cukup lama untuk membina kemampuan pembawaan dan beberapa bentuk dari pada tingkah laku kepada nilai yang lebih baik dimasyarakat dimana ia tinggal.
Dari pengertian diatas, dapat kita kemukakan bahwa pendidikan merupakan suatu proses yang terjadi di samping kehidupan guna mewujudkan aneka pembedaan dalam rangka membentuk dan mengembangkan segala potensi yang bersifat pembawaan, intelektual dan emosional bagi manusia itu sendiri atau bimbingan orang dewasa terhadap anak didik dalam perkembangannua menuju arah kedewasaan.
Perlu diketahui bahwa pendidikan terjadi di mana saja dan kapan saja asalkan berbeda dalam suatu hubungan yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh atau perubahan-perubahan yang positif.
Prestasi Belajar
Prestasi belajar ialah hasil yang dicapai, dilakukan atau dikerjakan. Yang dimaksud penulis ialah daya mampu anak atau siswa dalam menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru terhadap materi pelajaran atau bidang studi yang diwujudkan, misalnya dalam bentuk nilai Raport atau Hasil Ujian.
Prestasi belajar ialah hasil yang dicapai, dilakukan atau dikerjakan. Yang dimaksud penulis ialah daya mampu anak atau siswa dalam menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru terhadap materi pelajaran atau bidang studi yang diwujudkan, misalnya dalam bentuk nilai Raport atau Hasil Ujian.
B. Lingkungan dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar
Sebagaimana telah disebutkan diatas, istilah lingkungan itu menjadi jelas dan terarah pada sasaran yang dituju.
Lingkungan adalah merupakan salah satu faktor dalam pendidikan yang tidak kalah pentingnya dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan pendidikan yang digolongkan salah satu faktor disamping faktor-faktor lainnya. Kendati demikian, sebagian para ahli ada juga yang menolak keterlibatan faktor lingkungan tersebut.
Mengenai pengertian linkungan, disamping yang telah dikemukakan diatas, penulis kutipkan kembali pengertian lingkungan menurut para ahli, antara lain :
Drs. H.M. Hafiz Anshari
Lingkungan ialah : “segala sesuatu yang ada disekitar anak baik berupa benda-benda, peristiwa-peristiwa yang terjadi maupun kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada anak yaitu lingkungan dimana proses pendidikan berlangsung dan lingkungan mana anak bergaul sehari-hari”.
Sebagaimana telah disebutkan diatas, istilah lingkungan itu menjadi jelas dan terarah pada sasaran yang dituju.
Lingkungan adalah merupakan salah satu faktor dalam pendidikan yang tidak kalah pentingnya dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan pendidikan yang digolongkan salah satu faktor disamping faktor-faktor lainnya. Kendati demikian, sebagian para ahli ada juga yang menolak keterlibatan faktor lingkungan tersebut.
Mengenai pengertian linkungan, disamping yang telah dikemukakan diatas, penulis kutipkan kembali pengertian lingkungan menurut para ahli, antara lain :
Drs. H.M. Hafiz Anshari
Lingkungan ialah : “segala sesuatu yang ada disekitar anak baik berupa benda-benda, peristiwa-peristiwa yang terjadi maupun kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada anak yaitu lingkungan dimana proses pendidikan berlangsung dan lingkungan mana anak bergaul sehari-hari”.
Drs. Amir Daein
Lingkungan ialah : “ segala sesuatu yang berada diluar diri anak yang memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak”.
Lingkungan ialah : “ segala sesuatu yang berada diluar diri anak yang memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak”.
Ali Saifullah, MA
Lingkungan ialah : “segala sesuatu yang terdapat disekitar anak yang bersifat kebendaan dan karena itu bukan pribadi atau pergaulan yang bersifat pribadi”.
Lingkungan ialah : “segala sesuatu yang terdapat disekitar anak yang bersifat kebendaan dan karena itu bukan pribadi atau pergaulan yang bersifat pribadi”.
Dari beberapa pendapat para ahli yang penulis sebutkan diatas, dapatlah kita simpukan, bahwa pada prinsipnya pendapat para sarjana tersebut sama dalam mengambil pengertian tentang lingkungan, yaitu segala sesuatu yang ada disekitar anak dan dapat memberikan pengaruh terhadap anak dalam perkembangannya, sehingga tidak bisa dipungkiri akan berpengaruh pula terhadap prestasi belajar pada anak.
C. Macam-Macam Lingkungan
Macam-macam lingkungan disini maksudnya ialah macam-macam lingkungan yang berwujud tempat dan bentuk lingkungan yang mempunyai peranan penting dan dapat memberikan pengaruh terhadap anak didik. oleh karena itu penulis membahas mengenai lingkungan ini meninjau dari dua segi :
Ditinjau dari sudut tempat dimana lembaga penmdidikan itu dikembangkan.
Jika pembicaraan tentang lingkungan dimana pendidikan itu dikembangan atau pusat pendidikan.
Pada garis besarnya Ki Hajar Diwantoro menyebutkan ada 3 (tiga) lingkungan pendidikan :
Lingkungan Keluarga
Lingkungan Sekolah
Lingkungan Masyarakat
Adapun pembawaan dari ketiga lingkungan tersebut, secara panjang lebar akan penulis paparkan pada pembahasa yang akan datang.
Kalau kita meninjau dari sudut dalam hubungan dengan manusia, maka dapat dikelompokkan :
Lingkungan yang tidak dapat dirubah
Lingkungan yang tidak dapat dirubah terdapat diluar kemampuan manusia untuk merubahnya, misalnya iklim, keadaan alam, dan sebagainya.
Macam-macam lingkungan disini maksudnya ialah macam-macam lingkungan yang berwujud tempat dan bentuk lingkungan yang mempunyai peranan penting dan dapat memberikan pengaruh terhadap anak didik. oleh karena itu penulis membahas mengenai lingkungan ini meninjau dari dua segi :
Ditinjau dari sudut tempat dimana lembaga penmdidikan itu dikembangkan.
Jika pembicaraan tentang lingkungan dimana pendidikan itu dikembangan atau pusat pendidikan.
Pada garis besarnya Ki Hajar Diwantoro menyebutkan ada 3 (tiga) lingkungan pendidikan :
Lingkungan Keluarga
Lingkungan Sekolah
Lingkungan Masyarakat
Adapun pembawaan dari ketiga lingkungan tersebut, secara panjang lebar akan penulis paparkan pada pembahasa yang akan datang.
Kalau kita meninjau dari sudut dalam hubungan dengan manusia, maka dapat dikelompokkan :
Lingkungan yang tidak dapat dirubah
Lingkungan yang tidak dapat dirubah terdapat diluar kemampuan manusia untuk merubahnya, misalnya iklim, keadaan alam, dan sebagainya.
Lingkungan yang dapat dirubah
Lingkungan yang dapat dirubah atau dipengaruhi, seperti bahan makanan, cara memasak, cara mengolah dan sebagainya. Sebab dalam kenyataannya, makanan yang bergizi baik akan dapat meningkatkn prestasi belajar pada anak.
Lingkungan yang dapat dirubah atau dipengaruhi, seperti bahan makanan, cara memasak, cara mengolah dan sebagainya. Sebab dalam kenyataannya, makanan yang bergizi baik akan dapat meningkatkn prestasi belajar pada anak.
Lingkungan buatan manusia
Milleu yang secara sadar dan sengaja diadakan, adalah segala lingkungan yang diadakan dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu, mislanya sebagai contoh permainan anak-anak, bahan kepustakaan termasuk komplek lembaga pendidikan/sekolah dan lembaga sosial lainnya yang bergerak dibidang pendidikan.
BAB III
PENDIDIKAN AGAMA DAN PRESTASI BELAJAR
Milleu yang secara sadar dan sengaja diadakan, adalah segala lingkungan yang diadakan dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu, mislanya sebagai contoh permainan anak-anak, bahan kepustakaan termasuk komplek lembaga pendidikan/sekolah dan lembaga sosial lainnya yang bergerak dibidang pendidikan.
BAB III
PENDIDIKAN AGAMA DAN PRESTASI BELAJAR
A. Pengertian Agama Islam
Untuk membicarakan mengenai pengertian pendidikan agama, terlebih dahulu kita harus mengerti pendidikan secara umum, karena istilah pendidikan agama merupakan perpaduan antara pendidikan dan agama.
Yang dimaksud dengan pendidikan agama ialah : “usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan Nasional” 3.
Sedang tujuan pendidikan agama Islam pada sekolah umum bertujuan : “meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”4.
Dari pengertian tersebut diatas dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa pendidikan Islam adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa secara sistematis, terarah dan terprogram untuk mencapai suatu tujuan agar peserta didik dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang Muttaqin.
Untuk membicarakan mengenai pengertian pendidikan agama, terlebih dahulu kita harus mengerti pendidikan secara umum, karena istilah pendidikan agama merupakan perpaduan antara pendidikan dan agama.
Yang dimaksud dengan pendidikan agama ialah : “usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan Nasional” 3.
Sedang tujuan pendidikan agama Islam pada sekolah umum bertujuan : “meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”4.
Dari pengertian tersebut diatas dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa pendidikan Islam adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa secara sistematis, terarah dan terprogram untuk mencapai suatu tujuan agar peserta didik dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang Muttaqin.
B. Dasar Pendidikan Agama
Pelaksanaan pendidikan agama di Indonesia mempunyai dasar cukup kuat. Dasar-dasar tersebut dapat ditinjau dari yuridih/hukum, agama, atau dari segi sosial psikologis. Mulai dari dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Garis-Garis Besar Haluan Negara, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 1989 yang dijabarkan dengan berbagai peraturan pemerintah yang dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaannya. Disamping itu dapat juga ditinjau dari sudut sosial kultural dan manusia fitrah yang selalu berusaha untuk mencapai tujuan.
Pelaksanaan pendidikan agama di Indonesia mempunyai dasar cukup kuat. Dasar-dasar tersebut dapat ditinjau dari yuridih/hukum, agama, atau dari segi sosial psikologis. Mulai dari dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Garis-Garis Besar Haluan Negara, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 1989 yang dijabarkan dengan berbagai peraturan pemerintah yang dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaannya. Disamping itu dapat juga ditinjau dari sudut sosial kultural dan manusia fitrah yang selalu berusaha untuk mencapai tujuan.
C. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Agama
Tujuan Pendidikan
Tujuan umum pendidikan adalah membawa anak didik kepada kedewasaan yang berarti bahwa ia harus menentukan diri sendiri dan bertanggung jawab sendiri, anak harus dididik menjadi orang yang sanggup dan berbuat menurut norma-norma yang berlaku.
Adapun tujuan pendidikan adalah dapat dibagi dalam 5 hal yaitu :
Tujuan Umum
Tujuan Tak Sempurna ( tak lengkap )
Tujuan Sementara
Tujuan Perantara
Tujuan Insidental
Tujuan umum pendidikan atau juga dapat disebut dengan tujuan total yaitu tujuan yang merupakan sesuatu yang harus dicapai oleh setiap jenis dan jenjang pendidikan yang justru karena sifatnya umum dan menyeluruh bagi suatu bangsa yang bersangkutan.
Tujuan tak lengkap yaitu tujuan yang akan dicapai oleh anak didik yang merupakan sebagian saja dari asfek-asfek kehidupan dari kepribadian anak didik, misalnya tujuan kesusilaan, pendidikan, keindahan, pendidikan kecerdasan dan lain-lain.
Tujuan sementara yaitu tujuan yang akan dicapai anak didik berhubungan dengan adanya pembagian masa perkembangan karena sifatnya hanya sementara ia harus berhenti setelah anak didik dapat mencaiapnya.
Tujuan perantara yaitu tujuan yang berfungsi sebagai perantara atau berbagai alat bagi terciptanya tujuan yang sifatnya murid-murid berlatih belajar membaca dalam hati tanpa mengeluarkan suara, ini merupakan tujuan sementara, karena dengan kecakapan membaca dalam hati itu, anak akan menyerap secara efektif dan efisien isi bacaan yang dibacanya.
Tujuan insidentil yaitu tujuan yang bersifat sewaktu-waktu saja atau hanya pada waktu-waktu tertentu. Seperti contoh seorang murid yang membersihkan papan tulis ketika pelajaran selesai atau seorang guru yang melarang murid-muridnya gobrol dengn teman-temannya ketika sedang belajar.
Sedangkan tujuan pendidikan menurut kitab suci al-qur’an dapat disimpulkan sebagai berikut :
Mengenal manusia akan peranannya diantara sesama titah (makhluk) dan tanggung jawab pribadinya di dalam hidup ini.
Mengenal manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawabnya dalam tata hidup bermasyarakat.
Mengenal manusia akan alam ini dan mengajak mereka untuk mengetahui hikmah diciptakannya serta memberikan kemungkinan kepada mereka untuk mengambil manfaat dari alam tersebut.
Mengenal manusia akan Maha Pencipta (Allah) dan memerintahkan beribadah kepada-Nya.
Empat tujuan diatas meskipun berkaitan, namun dapat dimengerti bahwa tujuan pertama adalah merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang akhir, yakni ma’rifullah Tuhan Pencipta Alam.
Oleh karena itu dapat dimengerti bahwa tujuan pendidikan yang penulis kehendaki dalam pmbuatan makalah ini yaitu menanamkan dan menumbuhkan rasa keagamaan kepada anak didik sebagai potensi dasar dan bekal utama selama hidup, agar mereka semenjak kecil sedah terbiasa hidup dalam keagamaan, menjalankan ajaran-ajaran agama dan menjadikannya keyakinan yang tidak tergoyahkan setelah dewasa.
Tujuan Pendidikan
Tujuan umum pendidikan adalah membawa anak didik kepada kedewasaan yang berarti bahwa ia harus menentukan diri sendiri dan bertanggung jawab sendiri, anak harus dididik menjadi orang yang sanggup dan berbuat menurut norma-norma yang berlaku.
Adapun tujuan pendidikan adalah dapat dibagi dalam 5 hal yaitu :
Tujuan Umum
Tujuan Tak Sempurna ( tak lengkap )
Tujuan Sementara
Tujuan Perantara
Tujuan Insidental
Tujuan umum pendidikan atau juga dapat disebut dengan tujuan total yaitu tujuan yang merupakan sesuatu yang harus dicapai oleh setiap jenis dan jenjang pendidikan yang justru karena sifatnya umum dan menyeluruh bagi suatu bangsa yang bersangkutan.
Tujuan tak lengkap yaitu tujuan yang akan dicapai oleh anak didik yang merupakan sebagian saja dari asfek-asfek kehidupan dari kepribadian anak didik, misalnya tujuan kesusilaan, pendidikan, keindahan, pendidikan kecerdasan dan lain-lain.
Tujuan sementara yaitu tujuan yang akan dicapai anak didik berhubungan dengan adanya pembagian masa perkembangan karena sifatnya hanya sementara ia harus berhenti setelah anak didik dapat mencaiapnya.
Tujuan perantara yaitu tujuan yang berfungsi sebagai perantara atau berbagai alat bagi terciptanya tujuan yang sifatnya murid-murid berlatih belajar membaca dalam hati tanpa mengeluarkan suara, ini merupakan tujuan sementara, karena dengan kecakapan membaca dalam hati itu, anak akan menyerap secara efektif dan efisien isi bacaan yang dibacanya.
Tujuan insidentil yaitu tujuan yang bersifat sewaktu-waktu saja atau hanya pada waktu-waktu tertentu. Seperti contoh seorang murid yang membersihkan papan tulis ketika pelajaran selesai atau seorang guru yang melarang murid-muridnya gobrol dengn teman-temannya ketika sedang belajar.
Sedangkan tujuan pendidikan menurut kitab suci al-qur’an dapat disimpulkan sebagai berikut :
Mengenal manusia akan peranannya diantara sesama titah (makhluk) dan tanggung jawab pribadinya di dalam hidup ini.
Mengenal manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawabnya dalam tata hidup bermasyarakat.
Mengenal manusia akan alam ini dan mengajak mereka untuk mengetahui hikmah diciptakannya serta memberikan kemungkinan kepada mereka untuk mengambil manfaat dari alam tersebut.
Mengenal manusia akan Maha Pencipta (Allah) dan memerintahkan beribadah kepada-Nya.
Empat tujuan diatas meskipun berkaitan, namun dapat dimengerti bahwa tujuan pertama adalah merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang akhir, yakni ma’rifullah Tuhan Pencipta Alam.
Oleh karena itu dapat dimengerti bahwa tujuan pendidikan yang penulis kehendaki dalam pmbuatan makalah ini yaitu menanamkan dan menumbuhkan rasa keagamaan kepada anak didik sebagai potensi dasar dan bekal utama selama hidup, agar mereka semenjak kecil sedah terbiasa hidup dalam keagamaan, menjalankan ajaran-ajaran agama dan menjadikannya keyakinan yang tidak tergoyahkan setelah dewasa.
Tujuan Pendidikan Agama
Tujuan Pendidikan adalah faktor yang sangat penting karena merupakan arah yang hendak dituju atau sasaran yang akan dicapai dalam setiap proses pendidikan demikian pula halnya dengan pendidikan agama, maka pendidikan agama harus mempunyai tujuan yang jelas. Adapun tujuan dimaksud secara umum seperti telah disebutkan diatas.
Tujuan pendidikan agama dilembaga-lembaga pendidikan Indonesia adalah mempunyai tujuan yang paralel dengan tujuan pendidikan nasional. Disamping mempounyai tujuan yang paralel dengan tujuan institusional sesuai menurut jenis, jalur dan jenjang pendidikan dilembaga-lembaga pendidikan formal, mulai dari sekolah tingkat dasar, menengah dan perguruan tinggi, baik yang dikelola oleh pemerintah (negeri) maupun oleh masyarakat (swasta).
Tujuan pendidikan agam dilembaga-lembaga pendidikan formal dapat dibagi mejadi 2 (dua), yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan Umum
Istilah membimbing anak agar mereka menjadi seorang muslim sejati, iman yang teguh, beramal shaleh dan berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, Agama, Bangsa dan Negara.
Tujuan pendidikan agama tersebut adalah tujuan yang hendak dicapai oleh setiap orang yang melaksanakan pendidikan agama. Karena dalam melaksanakan pendidikan agama yang perlu ditanamkan terlebih dahulu adalah keimanan yang mantap, dengan demikian diharapkan akan menghasilkan manusiayg taat menjalankan ajaran agama. Disamping beribadah kepada Allah, maka setiap muslim harus mempunyai cita-cita untuk mencapai kesejahteraan, kebahagian hidup dunia dan akhirat sesuai do’a yang selalu dipanjtakannya. Tujuan umum pendidikan agama tersebut dengan sendiinya dan mungkin saja tidaka akan dicapai dalam waktu yang singkat, tetapi membutuhkan waktu, dana, tenaga dan perjuangan yang cukup panjang dengn tahapan-tahapan yang harus dilewati.
Tujuan Pendidikan adalah faktor yang sangat penting karena merupakan arah yang hendak dituju atau sasaran yang akan dicapai dalam setiap proses pendidikan demikian pula halnya dengan pendidikan agama, maka pendidikan agama harus mempunyai tujuan yang jelas. Adapun tujuan dimaksud secara umum seperti telah disebutkan diatas.
Tujuan pendidikan agama dilembaga-lembaga pendidikan Indonesia adalah mempunyai tujuan yang paralel dengan tujuan pendidikan nasional. Disamping mempounyai tujuan yang paralel dengan tujuan institusional sesuai menurut jenis, jalur dan jenjang pendidikan dilembaga-lembaga pendidikan formal, mulai dari sekolah tingkat dasar, menengah dan perguruan tinggi, baik yang dikelola oleh pemerintah (negeri) maupun oleh masyarakat (swasta).
Tujuan pendidikan agam dilembaga-lembaga pendidikan formal dapat dibagi mejadi 2 (dua), yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan Umum
Istilah membimbing anak agar mereka menjadi seorang muslim sejati, iman yang teguh, beramal shaleh dan berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, Agama, Bangsa dan Negara.
Tujuan pendidikan agama tersebut adalah tujuan yang hendak dicapai oleh setiap orang yang melaksanakan pendidikan agama. Karena dalam melaksanakan pendidikan agama yang perlu ditanamkan terlebih dahulu adalah keimanan yang mantap, dengan demikian diharapkan akan menghasilkan manusiayg taat menjalankan ajaran agama. Disamping beribadah kepada Allah, maka setiap muslim harus mempunyai cita-cita untuk mencapai kesejahteraan, kebahagian hidup dunia dan akhirat sesuai do’a yang selalu dipanjtakannya. Tujuan umum pendidikan agama tersebut dengan sendiinya dan mungkin saja tidaka akan dicapai dalam waktu yang singkat, tetapi membutuhkan waktu, dana, tenaga dan perjuangan yang cukup panjang dengn tahapan-tahapan yang harus dilewati.
b. Tujuan khusus
Adapun yang dimaksud dengan tujuan khusus pendidikan agama ialah tujuan pendidikan agama pada setiap tahapan yang dilalui melalui tingkat belajar, mulai dari tingkat dasar, menengah bahkan sampai perguruan tinggi
Adapun yang dimaksud dengan tujuan khusus pendidikan agama ialah tujuan pendidikan agama pada setiap tahapan yang dilalui melalui tingkat belajar, mulai dari tingkat dasar, menengah bahkan sampai perguruan tinggi
Fungsi Pendidikan Agama
Membicarakan mengenai fungsi pendidikan agama tidak lepas dari konsep pendidikan itu sendiri. Jika dilihat dari segi definisinya dan berpangkal dari itu semua, maka pendidikan disini memberikan tuntunan, pandangan manusia untuk memperoleh tuntunan, untuk memperoleh pengetahuan dari setiap displin ilmu yang ada, yang pada akhirnya akan mewujudkan manusia-manusia yang berbeda pula menurut keahliannya. Jika fungsi pendidikan agama ini dikaitkan dengan ajaran islam, yaitu untuk membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT, sejarhtera lahir bathin, dunia akhirat, hal ini Insya Allah akan terwujud apabila anak tersebut mendapatkan pendidikan agama yang cukup memadai. Maka seseorang akan dikatakan berprestasi atau mampu mewujudkan yang sebenarnya jika tampak pada dirinya dalam kehidupannya sesuai dengan tujuan dan cita-cita pendidikan tersebut.
Membicarakan mengenai fungsi pendidikan agama tidak lepas dari konsep pendidikan itu sendiri. Jika dilihat dari segi definisinya dan berpangkal dari itu semua, maka pendidikan disini memberikan tuntunan, pandangan manusia untuk memperoleh tuntunan, untuk memperoleh pengetahuan dari setiap displin ilmu yang ada, yang pada akhirnya akan mewujudkan manusia-manusia yang berbeda pula menurut keahliannya. Jika fungsi pendidikan agama ini dikaitkan dengan ajaran islam, yaitu untuk membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT, sejarhtera lahir bathin, dunia akhirat, hal ini Insya Allah akan terwujud apabila anak tersebut mendapatkan pendidikan agama yang cukup memadai. Maka seseorang akan dikatakan berprestasi atau mampu mewujudkan yang sebenarnya jika tampak pada dirinya dalam kehidupannya sesuai dengan tujuan dan cita-cita pendidikan tersebut.
D. Lingkungan Pendidikan dan Pendidikan Islam
Sebagaimana telah disebutkan diatas mengenai lingkungan. Pendapat lain mengatakan bahwa didalam liingkungan itu tidak hanya terdapat sejumlah faktor pada suatu saat, melainkan terdapat faktor-faktor lain yang banyak jumlah, yang secara potensial dapat mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku anak. Tetapi secara aktual hanya faktor-faktor yang ada disekeliling tersebut yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku anak.
Secara faktual bahwa alam sekitar merupakan salah satu faktor dari faktor-faktor pendidikan yang ada. Dengan demikian alam sekitar merupakan faktor penting pula bagi pelaksanaan pendidikan. Namun demikian faktor alam sekitar akan jelas berbeda bila dibandingkan dengan faktor pendidikan lainnya.
Menurut Drs. Abdurrahman Saleh, ada tiga macam pengaruh lingkungan pendidikan terhadap keberadaan anak, yaitu:
a. Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap Agama
Mengenai lingkungan semacam ini ada akalanya berkeberatan terhadap pendidikan agama, dan adakalanya pula agar sedikit tahu tentang hal itu.
Sebagaimana telah disebutkan diatas mengenai lingkungan. Pendapat lain mengatakan bahwa didalam liingkungan itu tidak hanya terdapat sejumlah faktor pada suatu saat, melainkan terdapat faktor-faktor lain yang banyak jumlah, yang secara potensial dapat mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku anak. Tetapi secara aktual hanya faktor-faktor yang ada disekeliling tersebut yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku anak.
Secara faktual bahwa alam sekitar merupakan salah satu faktor dari faktor-faktor pendidikan yang ada. Dengan demikian alam sekitar merupakan faktor penting pula bagi pelaksanaan pendidikan. Namun demikian faktor alam sekitar akan jelas berbeda bila dibandingkan dengan faktor pendidikan lainnya.
Menurut Drs. Abdurrahman Saleh, ada tiga macam pengaruh lingkungan pendidikan terhadap keberadaan anak, yaitu:
a. Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap Agama
Mengenai lingkungan semacam ini ada akalanya berkeberatan terhadap pendidikan agama, dan adakalanya pula agar sedikit tahu tentang hal itu.
b. Lingkungan yang berpegang pada tradisi agama tetapi tanpa keinsyafan bathin. Biasanya lingkungan demikian menghasilkan anak beragama yang secara tradisional tanpa kritik atau beragama secara kebetulan.
c. Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam kehidupan beragama.
BAB III
P E N U T U P
P E N U T U P
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapatlah penulis simpulkan sebagai berikut :
Yang dimaksud dengan lingkungan ialah segala sesuatu yang berada diluar diri manusia (anak) dan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta prestasi belajar anak.
Lingkungan informal (keluarga/rumah tangga) merupakan pendidik pertama dan utama sebagai peletak dasar pendidikan dan pembetuk nilai-nilai kepribadian anak. Dengan adanya perhatian dan bimbingan dari orang tua diharapkan akan terbentuk anak-anak yang berprestasi dalam belajar.
Lembaga pendidikan atau sekolah merupakan lembaga pendidikan formal tempat menanamkan ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui bimbingan dan latihan. Belajar yang ditunjang dengan sarana dan prasarana yang cukup, dengan lignkungan sekolah yang kondusif akan mengahasilkan prestasi belajar yang baik pula.
Lembaga kemasyarakatan atau masayarakat itu sendiri adalah lembaga pendidikan yang dapat memberikan kesempatan yang leluasa untuk belajar dalam dengan praktek secara langsung (belajar dan bekerja) dalam mengabdikan diri kepada masyarakat. Dengan pendidikan kesadaran kepada masyarakat sebagai bagian dari pendidikan yang sangat penting dan akan memberi pengaruh yang cukup besar bagi keberhasilan atau prestasi belajar pada anak.
Berdasarkan uraian diatas dapatlah penulis simpulkan sebagai berikut :
Yang dimaksud dengan lingkungan ialah segala sesuatu yang berada diluar diri manusia (anak) dan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta prestasi belajar anak.
Lingkungan informal (keluarga/rumah tangga) merupakan pendidik pertama dan utama sebagai peletak dasar pendidikan dan pembetuk nilai-nilai kepribadian anak. Dengan adanya perhatian dan bimbingan dari orang tua diharapkan akan terbentuk anak-anak yang berprestasi dalam belajar.
Lembaga pendidikan atau sekolah merupakan lembaga pendidikan formal tempat menanamkan ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui bimbingan dan latihan. Belajar yang ditunjang dengan sarana dan prasarana yang cukup, dengan lignkungan sekolah yang kondusif akan mengahasilkan prestasi belajar yang baik pula.
Lembaga kemasyarakatan atau masayarakat itu sendiri adalah lembaga pendidikan yang dapat memberikan kesempatan yang leluasa untuk belajar dalam dengan praktek secara langsung (belajar dan bekerja) dalam mengabdikan diri kepada masyarakat. Dengan pendidikan kesadaran kepada masyarakat sebagai bagian dari pendidikan yang sangat penting dan akan memberi pengaruh yang cukup besar bagi keberhasilan atau prestasi belajar pada anak.
Saran-Saran
Hendaknya setiap guru agama Islam dalam melaksanakan tugasnya harus dapat memahami dan mengetahui situasi dan kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar pada anak.
Bagi setiap orang tua hendaknya betul-betul memberi perhatian yang cukup mengenai hal-hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar pada anak.
DAFTAR KUTIPAN
Hendaknya setiap guru agama Islam dalam melaksanakan tugasnya harus dapat memahami dan mengetahui situasi dan kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar pada anak.
Bagi setiap orang tua hendaknya betul-betul memberi perhatian yang cukup mengenai hal-hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar pada anak.
DAFTAR KUTIPAN
1 Amran Y.S. Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Cetakan III, Pustaka Setia, Bandung. 2000, hal. 360
2 WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Cetakan XII, Balai Pustaka, 1991, hal 731
3 Departemen Agama, Suplemen Modul Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1992. hal 1
4 Ibid
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman Shaleh, Drs, Ed. Ilmu Keguruan Seri Paedagonik, Dharma Bhakti, Jakarta, 1979
Amran Y.S. Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Cetakan III, Pustaka Setia, Bandung. 2000, hal
Burhan, Drs. (Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin), Diktat Pengantar Ilmu Mendidik, 1998
Departemen Agama, Suplemen Modul Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1992.
WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Cetakan XII, Balai Pustaka, 1991
Makalahnya oke.....terus berkarya...bravo ....
BalasHapus