RENUNGAN INDRA JATI (BUKAN SAJAK APALAGI SYAIR)
Menungso....
Lawlamah, sufiah, mutmainah, amarah...
Lepaskanlah dan selami fana
Sir....
Tersembunyi dibalik nafsu
Yang menyatu dalam diri
Bukan tubuh penguasa itu
Dialah rakyat sebenar-benar rakyat
Bukan kresna ataupun rama...
Tetapi hakikat wisnu kejarlah....
Tanggalkan hukum bebaskan roh...
Nyawiji kaliyan kersane GUSTI
Sengsoro dunyo iku lakon edan
Ngopeni dunyo lali butuhe sukma
Nggayuh nikmat namung oleh derita
Bingung mideri jagad cilik....
Amergo lali marang awak pribadi
Menungso micek kalinglingan dunyo
Mencari ilmu sejati....
Takkan beroleh hanya dengan indra ragawi
Karena disifati ia dengan najis dan kotor
Hududts adalah kepalsuan...
Semua fana beserta leburnya belulang
Hidup sesudah mati adalah kebaruan
Maka kotor dan palsu jugalah ia...
Urip sesudah kelahiran iku sejatine mati
Kembalinya manusia ke asal sebelum kelahiran...
Itulah sejatinya hidup...
Setelah tanggal segala paes yang menempel..
Termasuk keinginan selaku awal kesengsaraan...
Katakanlah....
Berbadan roh....
Aku adalah aku
Yang bertapa di jagad pertapan kasunyatan...
Sungguh penjabaran ini tak akan pernah usai....
Karena manusia sibuk menghitung dosa besar
Hingga lena ia akan dosa kecilnya yang menggunung
Sembah puji kuasa kepada GUSTI...
Hanya membuat lupa orang akan sangkan paran
Tidak ada dulu dinulu
Tidak merasa tidak menyentuh
Tidak menatap hingga buta orang itu
Hingga takdir seolah terhenti
Mengertilah akan hakikat alif..
Selaku awal muasal huruf
Alif adalah yang pertama
Namun yang pertama bukanlah alif
Alif perlambang idhofi selaku anugrah
Aliflah takdir yang berjalan
Namun bukanlah itu alif lafadz yang tidak menyatu
Monggo balik kepada hakikat awal penciptaan..
Alif adalah ganti yang berwujud tunggal
Ya...
Tunggal rasa tunggal wujud kaliyan GUSTI
Itulah perlambang hakikat Muhammad...
Tak ada yang menyama segala tingkahnya
Selaku wujud mutlak sejatinya rasa penghambaan
Rasa penghambaan insan yang kamil...
Penjabaran tentang ALLAH...
Adalah Zat yang Mulia lagi Suci
Allah sebenarnya tiada lain
Karena aku adalah Allah...
Dan disinilah banyak insan tersesat
Mengaku diri selaku TUHAN
Maka waspadalah kalian...
Pertebal akidah juga iman
Sungguh ini bukanlah pengakuan
Hanya sebuah kedalaman rasa
Kembali kita kepada alif...
Selaku penjabaran pada permukaan penglihatan
Melihat yang benar-benar melihat
Melalui cermin ketunggalan sejati
Yang mengalir turun pada kesejatiannya
Benderang cahaya dunia hanya pancaran semu
Karena yang sejati hanya cahaya Tajali-NYA
Yang menjelma menjadi penglihatan
Marilah kita kembali kepada hakikat asal...
Mewujud selaku sejati hamba yang menghamba
Maka berdzikirlah...
LAILAHAILLALLOH...
WALLOHUA’LAM...
(BAGI YANG INGIN BERBAGI, MONGGO SAYA SANGAT MENUNGGU PARTISIPASINYA)
Lawlamah, sufiah, mutmainah, amarah...
Lepaskanlah dan selami fana
Sir....
Tersembunyi dibalik nafsu
Yang menyatu dalam diri
Bukan tubuh penguasa itu
Dialah rakyat sebenar-benar rakyat
Bukan kresna ataupun rama...
Tetapi hakikat wisnu kejarlah....
Tanggalkan hukum bebaskan roh...
Nyawiji kaliyan kersane GUSTI
Sengsoro dunyo iku lakon edan
Ngopeni dunyo lali butuhe sukma
Nggayuh nikmat namung oleh derita
Bingung mideri jagad cilik....
Amergo lali marang awak pribadi
Menungso micek kalinglingan dunyo
Mencari ilmu sejati....
Takkan beroleh hanya dengan indra ragawi
Karena disifati ia dengan najis dan kotor
Hududts adalah kepalsuan...
Semua fana beserta leburnya belulang
Hidup sesudah mati adalah kebaruan
Maka kotor dan palsu jugalah ia...
Urip sesudah kelahiran iku sejatine mati
Kembalinya manusia ke asal sebelum kelahiran...
Itulah sejatinya hidup...
Setelah tanggal segala paes yang menempel..
Termasuk keinginan selaku awal kesengsaraan...
Katakanlah....
Berbadan roh....
Aku adalah aku
Yang bertapa di jagad pertapan kasunyatan...
Sungguh penjabaran ini tak akan pernah usai....
Karena manusia sibuk menghitung dosa besar
Hingga lena ia akan dosa kecilnya yang menggunung
Sembah puji kuasa kepada GUSTI...
Hanya membuat lupa orang akan sangkan paran
Tidak ada dulu dinulu
Tidak merasa tidak menyentuh
Tidak menatap hingga buta orang itu
Hingga takdir seolah terhenti
Mengertilah akan hakikat alif..
Selaku awal muasal huruf
Alif adalah yang pertama
Namun yang pertama bukanlah alif
Alif perlambang idhofi selaku anugrah
Aliflah takdir yang berjalan
Namun bukanlah itu alif lafadz yang tidak menyatu
Monggo balik kepada hakikat awal penciptaan..
Alif adalah ganti yang berwujud tunggal
Ya...
Tunggal rasa tunggal wujud kaliyan GUSTI
Itulah perlambang hakikat Muhammad...
Tak ada yang menyama segala tingkahnya
Selaku wujud mutlak sejatinya rasa penghambaan
Rasa penghambaan insan yang kamil...
Penjabaran tentang ALLAH...
Adalah Zat yang Mulia lagi Suci
Allah sebenarnya tiada lain
Karena aku adalah Allah...
Dan disinilah banyak insan tersesat
Mengaku diri selaku TUHAN
Maka waspadalah kalian...
Pertebal akidah juga iman
Sungguh ini bukanlah pengakuan
Hanya sebuah kedalaman rasa
Kembali kita kepada alif...
Selaku penjabaran pada permukaan penglihatan
Melihat yang benar-benar melihat
Melalui cermin ketunggalan sejati
Yang mengalir turun pada kesejatiannya
Benderang cahaya dunia hanya pancaran semu
Karena yang sejati hanya cahaya Tajali-NYA
Yang menjelma menjadi penglihatan
Marilah kita kembali kepada hakikat asal...
Mewujud selaku sejati hamba yang menghamba
Maka berdzikirlah...
LAILAHAILLALLOH...
WALLOHUA’LAM...
(BAGI YANG INGIN BERBAGI, MONGGO SAYA SANGAT MENUNGGU PARTISIPASINYA)