pertama kau hadir dalam hiodupku ,kala itu hidupku biasa saj.......
namun
kemudian kau hias hidupku yang seolah tanpa warna ini dengan segala
keceriaan yang selalu kau siratkan lewat senyuman hangat yang selalu
menghias bibirmu......
sejenak akupun terpana, namun kebimbangan
kembali datang hampiriku.Pantaskah aku menyanding dirimu yang begitu
sempurna?Namun dengan segala kepolosan yang kau miliki kau yakinkan
diriku hingga akupun merasa celah yang ada antara kita mulai lebur
bersama lalunya sang waktu.
Kau selalu tegarkan aku dikala aku sedang larut bersama kesedihan yang selalu hinggapi diri ini.
Kau selalu dendangkan lagu penyejuk qalbu tuk jernihkan pikirku dari kelamnya dunia yang fana ini.
Entah kenapa tiba-tiba kau masuk dalam kehidupanku ini dan mengambil suatu tempat yang penting di satu sudut hati ini.
Maafkan aku yang mungkin tak sempurna untuk dirimu,yang mungkin tak pernah bisa pahami tentang segala perasaan yang ada
Dalam kehidupan berorganisasi
sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata
tersebut memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya dan seolah tak dapat
dipisahkan menjadi sebuah komponen yang berdiri sendiri.
Mengenai pemimpin beberapa ahli mengungkapkan
pendapatnya masing-masing, semisal :
Lao Tzu yang
menyatakan bahwa Pemimpin adalah seorang yang membantu mengembangkan orang
lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
Menurut Robert Tanembaum,
Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk
mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab,
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan organisasi.
Dari
definisi diatas dapat kita lihat bahwa terdapat beberapa hal yang berhubungan
dengan seorang pemimpin administrasi untuk mencapai tujuan dan adanya bawahan
selaku komunitas yang dipimpin.
Kedua hal tersebut tak dapat dilepaskan dari timbulnya sebuah definisi
pemimpin, karena tanpa adanya bawahan juga tanpa adanya manajemen untuk
mencapai sebuah tujuan maka pemimpin sendiri tak akan pernah ada.
Selanjutnya melalui beberapa
tarik ulur diatas maka dapat diambil sebuah pernyataan bahwa pemimpin adalah orang
yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk
mengurus atau mengatur orang lain agar tercapainya suatu tujuan yang
dikehendaki.
Selanjutnya
mengenai kepemimpinan itu sendiri adalah kemampuan
seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai
tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan
tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang
diinginkan pihak lainnya.
”The art of influencing and
directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence,
respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan
menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan,
kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya.
Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan
sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena
untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi
banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang
tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang
mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang
akan diterapkan
MACAM-MACAM GAYA KEPEMIMPINAN
Dalam sebuah
organisasi, pemimpin perlu memperhatikan bagaimana keadaan internal sumberdaya
manusia yang ada dalam organisasi tersebut. Dalam artian selaku seorang
pemimpin harus mampu memahami dan menerapkan falsafah atau gaya kepemimpinan (Leadership Style ) yang dirasa
tepat dalam menjalankan aktivitasnya.
Menanggapi hal itu pemimpin
diwajibkan untuk dapat memahami teori-teori kepemimpinan yang akan
diterapkannya.
Memahami teori-teori kepemimpinan
sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu
organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada
produktifitas organisasi secara keseluruhan.
Seorang pemimpin harus mengerti
tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan
sebuah organisasi.
Beberapa teori tentang kepemimpinan
antara lain :
Otokratis
Kepemimpinan
seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan
dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan
kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi
kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang
diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas
ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya
memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan
pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
Partisipasif
Lebih
banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang
diambil tidak bersifat sepihak.
Demokrasi
Ditandai
adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan
keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis
cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat
mengarahkan diri sendiri.
Kendali
Bebas
Pemimpin
memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat
longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan
tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan
tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
PILIH ANDONG APA MBECAK ?
Selanjutnya dari beberapa definisi
gaya kepemimpinan yang tertera di atas penulis akan mengkerucutkan pembahasan
menjadi dua buah gaya kepemimpinan yang lebih sederhana.
Namun sebelumnya sejenak marilah
kita kembali menelaah mengenai sebuah bait sajak yang sudah tak asing lagi bagi
kita.
DONDONG APA SALAK
DUKU CILIK CILIK
ANDONG APA MBECAK
PILIH MLAKU TIMIK-TIMIK
Nyanyian
tersebut apabila direnungkan mempunya nilai falsafah yang begitu besar bagi
seorang pemimpin dalam memilih gaya kepemimpinan yang tepat baginya.
Pilih andong apa mbecak?
Maksud dari
kalimat itu adalah seorang pemimpin harus mampu melihat kemampuan kelompok
maupun kemampuan personal dari tiap individu yang dipimpinnya agar dapat
memilih gaya kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan.
Dalam gaya
kepemimpinan yang ngandong, seorang pemimpin dapat menjadiseorang sais yang memantau dan mengarahkan
kereta kudanya ( anak buahnya.pen) sekiranya sumber daya dan kemampuan personal
masing-masing individu dirasa cukup mumpuni. Hingga dalam hal ini pemimpin akan
menjadi semakin ringan tugasnya karena tugas sudah dibagikan kepada
masing-masingorang-perorang yang dirasa
kompeten dalam bidangnya masing-masing.
Dalam gaya
kepemimpinan tipe ini pemimpin memberikan kebebasan yang lebih kepada para
anggota untuk dapat menunjukkan eksistensinya guna menunjukkan kompetensi dari
pribadinya masing-masing sedangkan pemimpin sendiri adalah selaku pemantau
sekaligus selaku evaluator.
Selanjutnya pemimpin
dalam suatu organisasi bisa juga menjadi seorang tukang becak yang mbecak (
mengangkut anak buahnya) kala di rasa kemampuan individu dari orang perorang
yang menjadi anggota organisasi dirasa kurang.
Dalam gaya
kepemimpinan seperti ini pemimpin harus lebih banyak mencurahkan segenap
pikiran kepada tiap persoalan yang dihadapi oleh organisasi tersebut. Hal ini disebabkan
karena kurangnya kemampuan personal yang dimiliki oleh para anak buahnya. Gaya
kepemimpinan macam ini adalah gaya kepemimpinan yang lebih menonjolkan sosok
figur seorang pemimpin hingga kadang nama organisasi itu sendiri tenggelam
ditelan oleh kemashuran nama pemimpinnya.
Namun jangan
sampai karena bingung dalam memilih gaya kepemimpinan yang tepat hingga
akhirnya kita memilih untuk mlaku timik-timik, berjalan dan menjalankan
organisasi sekenanya saja hingga hilanglah ruh pergerakan dalam organisasi
tersebut.
Sebagai
akhir dari pembahasan, ada satu hal yang perlu di ingat mengenai dua macam gaya
kepemimpinan yang saya uraikan di atas yaitu bukan berarti bahwa itu menjadi
sebuah harga mati yang paten hingga haram untuk di rubah. Gaya kepemimpinan itu
sendiri sebenarnya bersifat fleksibel. Artinya bisa saja dalam waktu-waktu
tertentu dua gaya kepemimpinan itu itu dipakai secara bergantian sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada.
Paparan
mengenai dua gaya kepemimpinan di atas merupakan pandangan yang digunakan untuk
menganalisa sebuah organisasi dalam mayoritas pergerakannya. Kedua gaya
tersebut adalah sebuah analisa dimana kita membuat sebuah tolak ukur untuk
menilai tipe kepemimpinan suatu organisasi yang dianut. Organisasi yang
bersentral pada pemimpinkah ataukah sebuah organisasi yang bersifat bangunan
utuh yang saling melengkapi kekurangan yang ada?
NOTE :
Kadang
pergerakan mahasiswa jika tidak dilambari dengan pemahaman dan kapasitas intelektual yang mumpuni untuk dapat bersikap dan menyikapi sebuah keadaan berlandaskan
pada semangat obyektivitas akhirnya hanya akan terkesan
menjadi sebuah anarkhisme yang mengatasnamakan pergerakan...
Mari berbekal dan persiapkan diri kita untuk bergerak....!!
Menungso....
Lawlamah, sufiah, mutmainah, amarah...
Lepaskanlah dan selami fana
Sir....
Tersembunyi dibalik nafsu
Yang menyatu dalam diri
Bukan tubuh penguasa itu
Dialah rakyat sebenar-benar rakyat
Bukan kresna ataupun rama...
Tetapi hakikat wisnu kejarlah....
Tanggalkan hukum bebaskan roh...
Nyawiji kaliyan kersane GUSTI
Sengsoro dunyo iku lakon edan
Ngopeni dunyo lali butuhe sukma
Nggayuh nikmat namung oleh derita
Bingung mideri jagad cilik....
Amergo lali marang awak pribadi
Menungso micek kalinglingan dunyo
Mencari ilmu sejati....
Takkan beroleh hanya dengan indra ragawi
Karena disifati ia dengan najis dan kotor
Hududts adalah kepalsuan...
Semua fana beserta leburnya belulang
Hidup sesudah mati adalah kebaruan
Maka kotor dan palsu jugalah ia...
Urip sesudah kelahiran iku sejatine mati
Kembalinya manusia ke asal sebelum kelahiran...
Itulah sejatinya hidup...
Setelah tanggal segala paes yang menempel..
Termasuk keinginan selaku awal kesengsaraan...
Katakanlah....
Berbadan roh....
Aku adalah aku
Yang bertapa di jagad pertapan kasunyatan...
Sungguh penjabaran ini tak akan pernah usai....
Karena manusia sibuk menghitung dosa besar
Hingga lena ia akan dosa kecilnya yang menggunung
Sembah puji kuasa kepada GUSTI...
Hanya membuat lupa orang akan sangkan paran
Tidak ada dulu dinulu
Tidak merasa tidak menyentuh
Tidak menatap hingga buta orang itu
Hingga takdir seolah terhenti
Mengertilah akan hakikat alif..
Selaku awal muasal huruf
Alif adalah yang pertama
Namun yang pertama bukanlah alif
Alif perlambang idhofi selaku anugrah
Aliflah takdir yang berjalan
Namun bukanlah itu alif lafadz yang tidak menyatu
Monggo balik kepada hakikat awal penciptaan..
Alif adalah ganti yang berwujud tunggal
Ya...
Tunggal rasa tunggal wujud kaliyan GUSTI
Itulah perlambang hakikat Muhammad...
Tak ada yang menyama segala tingkahnya
Selaku wujud mutlak sejatinya rasa penghambaan
Rasa penghambaan insan yang kamil...
Penjabaran tentang ALLAH...
Adalah Zat yang Mulia lagi Suci
Allah sebenarnya tiada lain
Karena aku adalah Allah...
Dan disinilah banyak insan tersesat
Mengaku diri selaku TUHAN
Maka waspadalah kalian...
Pertebal akidah juga iman
Sungguh ini bukanlah pengakuan
Hanya sebuah kedalaman rasa
Kembali kita kepada alif...
Selaku penjabaran pada permukaan penglihatan
Melihat yang benar-benar melihat
Melalui cermin ketunggalan sejati
Yang mengalir turun pada kesejatiannya
Benderang cahaya dunia hanya pancaran semu
Karena yang sejati hanya cahaya Tajali-NYA
Yang menjelma menjadi penglihatan
Marilah kita kembali kepada hakikat asal...
Mewujud selaku sejati hamba yang menghamba
Maka berdzikirlah...
LAILAHAILLALLOH...
WALLOHUA’LAM...
(BAGI YANG INGIN BERBAGI, MONGGO SAYA SANGAT MENUNGGU PARTISIPASINYA)
Kabut malamku rakus menelan bintang
Dahaga apa gerangan?
Bahkan tak disisakannya barang sekelip
Selaku penunjuk jalan malamku
Bintang utara....
Masihkah engkau ada ?
Membimbing dan menuntun kami
Ataukah cerita usang yang berdebu
Tersisih diantara himpitan cerita lain Ah sudahlah... Biarlah musafir ini tetap terseok Meraba dalam keremangan malam Toh sudah terasa biasa Tak ingin lagi ku lihatmu ORION Telanlah semua kabut janaham Hingga terlahir sang PININGIT ________________RUCAH PIKIR_________________
KAWULA ALIT....
seringkali mereka di anggap alit hanya karena sepelenya pekerjaan mereka.......
Namun para penguasa terkadang melupakan
bahwa segala apa yang mereka nikmati adalah hail perasan keringat kami.........
KAWULA ALIT.....
tiada pernah kami paham akan pertentangan batin di gedung senayan sana..........
yang kami tahu hanyalah anak kami kelaparan
karena kami tak mampu membeli sejumput beras, sekedar untuk mengisi perut kami yang keroncongan..........
tiada pernah kami mengerti apa tujuan kalian merangkul kami..........
yang kami tahu hanyalah menyambut hangat setiap uluran tangan yang hangat bersahabat
walau pun pada akhirnya kami hanya akan dicampakkan jua.........
KAWULA ALIT.......
alit dalam raga besar dalam jiwa........
Malam kian larut namun mata ini seolah enggan untuk terpejam,ku tak
tahu entah kenapa seolah mata ini sulit untuk di ajak
berkomproomi.perlahan tapi pasti berbagaisandiwara kehidupan mulai
menjadi buah pikiranku.Dalam lamunanku, ku melihat topeng – topeng
kehidupan penuh menghiasi ranah gerak perputaran dunia ini.
Semakin
dalam kucoba tuk memahami peranan apakah gerangan yang sedang ku jalani
ini.Sebentuk wajah yang begitu kokoh sekilas terbersit dalam anganku,
namun secepat itu pula berganti menjadi sesosok ular yang bermuka dua
kemudian berganti dan terus silih berganti.......
Semakin
kucoba mencari sebuah peranan yang aku mainkan maka semakin aku larut
pula kedalam sebuah kebimbangan akan peranan itu.Sejenak akupun menghela
nafas panjang dan memejamkan mata sekedar untuk menghapus rasa penat
yang menghampiri......
Namun semakin kupejamkan mata ,
maka bayangan itu kian mengejarku, hingga akhirnya ku coba berlari
tukmengusir sepi dengan bersafari kecil menuruti arah kaki ini
melangkah.
Namun apa yangterjadi....?
Ditengah
perjalananku jumpai seorang lelaki tua dengan baju yang kumal untuk
ukuran yangsewajarnya.Kucoba mengenali seraut wajah itu, serasa aku
mengenalnya.....
"Ah siapa dia......."akupun mengernyitkan dahi dan bergumam
Oh ya itukan si fulan ......
Aku ingat karena dialah sang pemilik pohon jambu klutuk yang semasa kecil suka kami curi buahnya.Tapi tunggu dulu ......
Mungkin
mataku salah , bukannya si fulan itu dulunya adalah seorang yang kaya
raya dan tersohor akan kekikirannya tapi sekarang tak ada tanda sedikit
pun yang menyiratkan kekuaasannya.
Perlahan akupun
mendekat ke arahnya dan ku tawarkan sebotol minuman yang kubeli di peron
stasiun.Dia pun meraihnya dan segera meneguknya hingga setengah
layaknya orangyang tengah kehausan di tengah gurun sahara....
Akupun
hanya bisa memandangnya dengan penuh rasa keheranan.Ingin rasanya aku
ungkapkan keherananku itu... namun segera kubuang jauh – jauh karena
takut akan menyinggungnya....
Setelah hilang dahaganya,
akupun memulai untuk bertegur sapa dengannya sekedar untuk memecah
keheningan diantara kami.Dan dari caranya menjawab pertanyaanku, aku
kira diasudah tidak mengenaliku lagi.Ternyata secepat itu wajah demi
wajah dating dan pergi kedalam setiap kehidupan para manusia dan begitu
cepat pula wajah itu berganti dan meninggalkan sebuah kenangan yang kian
menjauh dan kian sulit untuk mengejarnya hingga akhirnya pergi jauh
meninggalkan kita.
Sekitar satu seperempat jam lebih kami
terlibat dalam obrolan yang penuh dengan basa-basi hingga akhirnya sang
fajar menyapa kami di ufuk timur jauh sana.Sayup-sayup akupun
mendengarsuara panggilan Illahi berkumandang hingga memaksaku untuk
mengakhiri obrolan kami.....
Ternyata beginilah roda
kehidupan ....terus berputar dan enggan memberikan tolerans kepada
setiap orang untuk tetap diam berada di puncak namun terus memberi
sebuah pengharapan bagi mereka yang mau mengejar mimpi dan citanya
Aku sadar mungkin aku hanyalah seorang pemimpi kecil yang memimpikan hal yang sangat luar biasa dalam hidup ini.Berharap perubahan besar terjadi pada suratan,namun salahkah aku dengan segala mimpi-mimpiku.Mimpi-mimpi yang menjadi bunga tidurku dan selalu membuatku resah tiap kali mata ini terjaga.
Ingin rasanya kucucurkan air mata saat semua mimpi dan cita yang tergantung tinggi kian menjauh dariku, namun aku sadar itu hanyalah sebuah kesia-sian belaka.............Ingin rasanya aku terbang dan menggapai asa yang kian membumbung, namun aku sadar aku tiada mampu tuk melakukannya.
Dan aku juga sadar bahwa aku tak sendiri, karena diluar sana masih banyak orang dengan segala-mimpi-mimpinya terus berusaha.
Pernah aku lihat seorang pemimpi kecil dan mungkin benar-benar kecil,telah berhasil mencapai tataran tertinggi yang mampu dia raih atau mungkin lebih tinggi dari itu.Namun ternyata harga dari semua tiu ternyata sungguh sangatlah mahal.
Ah...........mimpi.........
Kini disudutan dinding ini aku hanya bisa terpekur dan terus terpekur, sendiri aku mengurung diri bersama pengapnya uadara gelap tanpa sudi sedikitpun tersentu seberkas sinar...........Disini, disudut ini aku hanya bisa bermimpi dan terus bermimpi tanpa punya sedikitpun daya untuk mewujudkan semua mimpi-mimpiku ini....
Disini di belahan dunia yang asing ini aku berlabuh.Terdampar aku diantara kelamnya nafsu sang angkara.Segala topeng kepalsuan selalu hiasi hari-ariku.........
Aku bosan..........
Aku muak.......
kapanka semua ini akan berakhir...........]
Kapankah saatnya sang CAHAYA menerangi sudut gelap relung ini.............