SANG PERANTAU

21.27 Add Comment

Kiara condong…………
Ditempat ini aku kira aku akan menemukan  hal-hal baru ,sekaligus sekedar ingin melepas penat akan segala beban hidup yang terus aku hadapi.
Dan seperti kebanyakan  tempat akupun melihat orang-orang yang ramai berlalu lalang disekitarku seolah tak mengacuhkana kan keberadaanku.
Dan hal itu memang bukan suatu hal myang luar biasa bagiku.
Setelah jemu cukup lama aku berdiam diri akupun melangkahkan kakiku sekedar untuk melemaskan otot-otot kakiku dan hingga akhirnya tanpa terasa kereta yang kutunggu pun tiba juga.Seperti biasa akupun memiulih jhalan pintas dengan tidak membeli karcis, lagipula aku juga melihat bekal uangku yang sudah mulai menipis.Ya, Cuma tinggal 37 ribu…….
Stasiun demi stasiun pun terlewati hingga akhirnya sampailah kereta di pemberhentian selanjutnya,Stasiun Cikampek……..
Akupun turun dan berharap akan menemukan sebuah pengalaman baru di stasiun yang sudah tidak asing lagibagiku.




Cukup lama aku duduk ditepian rel sambil menghabiskan puntung – puntung rokok hingga tak terasa malampun mulai menjelang.
Sayupo-sayup dari pengeras suara di mushola ujung stasiun aku mendengar suara adzan maghrib yang berkumandang dengan nyaringnya dan akupun memutuskan untuk beranjak pergi  tanpa ada pengalaman apapun yang yang bagiku berkesan.Dengan gontai akupun meloangkah pergi meniggalkan tempatku duduk.
Setelah cukup jauh aku melangkah , langkahku kembali terhenti .Nun jauh  disana aku melihat sekumpulan anak manusia  yang sedcang membentangkan Koran-koran bekas.
Hey tunggu dulu …..apa yang mereka lakukan ?
Mereka berjajar rapiu dan …..
Ya ampun ternyata mereka mau memjumpai Penciptanya, ya maerekaq mau menunaikan ibadah sholat maghrib berjamaah, dan itu semua di tempat yang seperti ini…….Denagan tergesa-gesa akupun mencarti air untuk berwudhu dan segera berbaur diantara mereka……
Setelah selesai menunaikan sholat maghrib berjamaah, kemudian prosesi dilanjutkan dengan saling berjabat tangan dan setelah itu kamipun duduk-duduk sekedar untuk ngobrol-ngobrol  ngalor-ngidul.
Dan seperti biasa tema-tema mereka tidak jauh dari  habis ini mau kemana, tentang sianu yang terkena razia, dan berbagai certa khas jalanan lainnya.
Tak ada yang menarik bagiku, namun aku tetap berusaha menjadi pendengar setia.Dari obrolan mereka aku sedikit banyak tahu bahwa kegiatan sholat berjamaah  telah menjadi suatu rutinitas dalam kelompok mereka.
Ya seabuah pelajaran yang sangat berharga pun dapat aku ambil bahwa “ tidak semua orang seperti mereka lupa akan hari perjuanjian mereka dahulu sebagaimana yang tertuangdalam firman Aallah dalam Al-Qur’an surat Al-A’rof ayat 172