MANUSIA... BINATANGKAH ?

01.15 Add Comment

Aku heran dengan manusia, yang saling berebut untuk menjadi nomer satu. Mungkin itu memang sudah menjadi kodrat manusia pada umumnya. Namun satu hal yang tidak aku mengerti adalah ketika mereka juga masih tega untuk melahap saudara mereka sendiiri. Apakah itu sudah menjadi sebuah tradisi ?
Dimana masing-masing dari mereka hanya ingin mewujudkan apa yang menjadi egonya masing-masing tanpa mengindahkan akibat yang akan di derita, bahkan oleh orang lain sekalipun. Mungkin itulah sebabnya hingga mereka pun mendapat julukan selaku mahluk yang individual, yang selalu mementingkan diri sendiri.
Lantas dimanakah sosok manusia selaku mahluk sosial yang hidup membaur bersama manusia lainnya ? benarkah manusia itu juga seorang mahluk sosial yang bekerja sama? Sungguh aku masih menyangsikan semua itu.
Ketika di telaah secara lebih kritis maka akan di temukan bahwa wujud kebersamaan mereka pun pada akhirnya hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan individual yang tak akan bisa tercapai tanpa adanya campur tangan orang lain. Maka dari sini masih dapatkan manusia itu disebut mahluk sosial ? saya menyangsikan itu.
Beberapa hari ini aku pun mengalami hal itu sendiri, dimana sebuah ego mengalahkan rasa persaudaraan yang ada. Hanya demi sedikit nilai yang akan usang habis termakan masa mereka pun rela untuk mencaci dan melukai hati saudaranya. Sebuah ketakutan timbul di hati mereka, takut bahwa nilai itu jatuh ke tangan orang lain, walau mereka adalah saudaranya sendiri.
Manusia...
Mereka adalah mahluk yang beradab, dengan senyum manis yang tersemat di bibir. Senyum yang mencerminkan ketulusan hati.
Ya...
Hanya cerminan..
Bayangan dari pantulan kenyataan yang sungguh bertolak belakang..
Sebuah senyuman yang menikam di akhirnya.
Mungkin benarlah sebuah ungkapan bahwa “manusia adalah serigala bagi manusia lainnya “. Serigala yang seringkali berbulu domba dan menyembunyikan niat busuk mereka di balik senyuman yang tampak bersahabat itu. Yang menikam dan membinasakan di saat penghabisannya. Mereka hanya sedang menunggu waktu untuk memilih saat yang tepat guna melancarkan serangan mereka.
Whaahahahahhahaha...

BELAJARLAH UNTUK MATI MAKA KAU AKAN MENIKMATI HIDUPMU....

01.00 Add Comment

Belajarlah untuk mati  maka kamu akan  hidup, karena tidak ada orang yang sungguh-sungguh menikmati hidup kecuali mereka yang telah belajar dengan sungguh-sungguh tentang kematian. Sungguh seringkali kebanyakan dari kita seringkali menganggap kematian merupakan sebuah gerbang menuju alam barzah, atau berakhirnya sebuah kehidupan, atau  ada juga yang menganggap sebagai sebuah gerbang menuju alam pertanggungan jawab.
Namun di sisi lain ada satu hal yang telah kita lupakan tentang kematian itu sendiri, yaitu kematian sebagai sebuah anugrah. Kematian adalah sebuah anugrah bagi mereka guna menuju perjumpaan dengan Tuhannya. Dan itulah yang seringkali di lupakan oleh orang-orang. Bahkan sebagian dari mereka begitu takut menghadapi kematian mereka. Saat dimana mereka akan tersisih dan sendiri tersudut di gelapnya alam barzah.
Kematian itu sendiri bagi mereka adalah sebuah momok dan juga mimpi buruk yang begitu menakutkan, yang akan merenggut segala kesenangan yang ada. Kematian akan merampas segala kenikmatan, kemewahan, dan harta benda lainnya hanya dalam sebuah tarikan nafas yang menyakitkan.
Ya...
Seringkali kita melupakan bahwa hidup kita ini hanyalah sepanjang satu tarikan nafas semata, tidak lebih...
Belajarlah menghadapi kematian...
Niscaya kita akan menikmati indahnya hidup, menikmati betapa beruntungnya kita mendapatkan kesempatan untuk berubah dan menjadi lebih baik.
Aku seringkali membayangkan tentang maut, hingga seringkali dada ini berasa sesak karenanya.  Maut adalah sebuah gerbang tempat melepas segala yang kita cinta dan maut jugalah yang merenggut segala senyum.
Maut merupakan gerbang menuju kematian, tempat dimana bangkai yang berjalan ini pada akhirnya hanya akan menjadi seonggok daging selaku makanan dari rayap dan binatang lainnya.