RESUME BUKU Judul PENGEMBANGAN KURIKULUM Teori dan Praktik

23.34
Daftar Isi
BAB    I Konsep Kurikulum
A.    Kedudukan kurikulum dalam pendidikan
B.    Konsep kurikulum
C.    Kurikulum dan teori-teori pendidikan

BAB    2 Teori Kurikulum
A.    Apa teori itu ?
B.    Teori Pendidikan
C.    Teori Kurikulum

BAB    3 Landasan Filosofis dan Psikologis pengembangan kurikulum
A.    Landasan filosofis
B.    Landasan psikologis

BAB 4 Landasan social-budaya, perkembangan Ilmu dan Teknologi dalam Pengembangan kurikulum
A.    Pendidikan dan masyarakat
B.    Perkembangan masyarakat
C.    Perkembangan ilmu pengetahuan
D.    Perkembangan teknologi
E.     Pengaruh perkembangan ilmu dan teknologi

BAB    5 macam-macam model konsep kurikulum
A.    Kurikulum subjek akademis
B.    Kurikulum humanistic
C.    Kurikulum rekonstruksi social
D.    Teknologi dan kurikulum

BAB    6 Anatomi dan desain kurikulum
A.    Komponen-komponen kurikulum
B.    Desain kurikulum

BAB    7 Proses Pengajaran
A.    Keseimbangan antara isi dan proses
B.    Isi dan kurikulum
C.    Proses belajar
D.    Kesiapan belajar
E.     Minat dan motif belajar

BAB    8 Pengembangan kurikulum
A.    Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
B.    Pengembangan kurikulum
C.    Factor-faktor yang mempengaruhi
D.    Artikulasi dan hambatan
E.     Model-model pengembangan kurikulum

BAB    9 Evaluasi kurikulum
A.    Evaluas dan kurikulum
B.    Konsep kurikulum
C.    Implementasi dan evaluasi kurikulum
D.    Peranan evaluasi kurikulum
E.     Evalusi sebagai evaluasi social
F.     Model-model evaluasi kurikulum

BAB 10 guru dan pengembangan kurikulum
A.    Guru sebagai pendidik professional
B.    Guru sebagaii pembimbing belajar
C.    Peranan guru dalam pengembangan kurikulum
D.    Pendidikan guru





















BAB 1
KONSEP KURIKULUM

A.      Kedudukan kurikulum dalam pendidikan
Pendidikan formal memiliki beberapa kelebihan di bandingkan dengan pendidikan informal dalam lingkungan keluarga.
1.   Pendidikan formal di sekolah memiliki lingkup isi pendidikan yang lebih luas, bukan hanya berkenaan dengan pembinaan segi-segi moral tetapi juga ilmu pengetahuan dan ketrampilan.
2.   Pendidikan di sekolah dapat memberikan pengetahuan yang lebih tinggi, lebi luas dan mendalam.
3.   Karena memilikirancangan / kurikulum secaraberencana , sistematis, dan lebih di sadari, karena yang memiliki rancangan atau kurikulum formal dan tertulis adalah pendidikan di sekolah, maka dalam uraian-uraian selanjutnya yang di maksud dengan pendidikan atau pengajaran  itu, lebih banyak mengacu pada pendidikan atau pengajaran di sekolah.
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Di samping kedua fungsi itu, kurikulum juga merupakan suatu bidang studi, yang di tekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan.
B.      Konsep kurikulum
Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang di anutnya.kurikulum sebagai suatu sistem menyangkut penentuan segala kebijakan tentang kurikulum, susunan personalia dan prosedur pengembangan kurikulum, penerapan, evaluasi, dan penyempurnaannya. Fungsi utama sistem kurikulum adalah dalam pengembangan, penerapan, evaluasi, dan penyempurnaannya, baik sebagai dokumen tertulis mupun aplikasinya dan menjaga agar kurikulum tetap dinamis.
            Apa yang di kemukakan oleh Beauhamp bukan hanya menunjukkan fungsi tetapi juga struktur dari suatu sistem kurikulum, yang secara garis besar berkenaan dengan pengembangan , pelaksanaan, dan evaluasikurikulum.
C.      Kurikulum dan teori-teori pendidikan.
1.       Pendidikan Klasik
2.       Pendidikan Pribadi.
3.       Teknologi Pendidikan
4.       Pendidikan Interaksional

BAB 2
TEORI KURIKULUM

A.      Apakah teori itu?
Teori merupakan suatu set atau sistem pernyataan yang menjelaskan serangkaian hal, ketidaksepakatannya terletak pada karakteristik pernyataan tersebut.
1.     Pernyataan dalam suatu teori bersifat memadukan.
2.     Pernyataan itu tersebut berisi kaidah-kaidah umum.
3.     Pernyataan bersifat meramalkan.
Karakteristik memadukan banyak di setujui oleh para perumus teori.seperti yang di kemukakan Kaplan.
Apakah fungsi teori?  Teory yang sudah di sepakati para ilmuan yaitu;
1)     Mendeskripsikan
2)     Menjelaskan
3)     Memprediksi
Bagaimana proses pembentukan suatu teori atau bagaimana proses berteori berlangsung, melalui beberapa langkah.
1.     Pendifinisian istilah merupakan hal yang sangat penting dalam berteori, terutama berkenaan dengan kejelasan atau ketepatan penggunaan istilah yang telah di dedefinisikan.
2.     Klasifikasi yaitu pengelompokan informasi-informasi yang relevan dengan kategori-kategori yang sejenis, klasifikasi juga merupakan pengelompokan fakta dan generalisasi ke dalam kelompok-kelompokyang homogeny, tetapi tidak menjelaskan interelasi antarkelompok atau interaksi antara fakta dengan generalisasi dalam suatu kelompok.
3.     Mengadakan induksi dan deduksi.
4.     Informasi, prediksi, dan penelitian.
5.     Pembentukan model-model.
6.     Pembentukan subteori.

B.      Teori pendidikan
Pendidikan hanyalah suatu profesi, yang di tandai sejumlah pelayanan yang di berikannya.
March Beth dalam bukunya Education as a Discipline (1965) menegaskan bahwa pendidikan adalah suatu disiplin. Ia menolak pandangan bahwa pendidikan hanyalah aplikasi dari disiplin-disiplin lain.pendidikan adalah suatu bidang studi dalam bidangnya.Pengembangan teori pendidikan menjadi semakin besar dan pesat dengan berkembangnya sub-subteori pendidikan, yaiyu bimbingan dan konseling, kurikulum, penyuluhan, pengajaran, evaluasi, dan administrasi pendidikan.
C.      Teori kurikulum.
1)     Konsep kurikulum
2)     Perkembangan teori kurikulum
·       Sumber pengembangan kurikulum
·       Desain dan rekayasa kurikulum.

BAB 3
LANDASAN FILOSOFIS DAN PSIKOLOGIS
PENGEMBANGAN KURIKULUM


A.      LANDASAN FILOSOFIS
1)     Landasan filosofis
1)     Dasar-dasar filsafat Dewey : cirri utama filsafat dewey adalah konsepsinya.tentang dunia yang selalu berubah, mengalir, atau on going – ness. Cirri lain adalah anti dualistic. Pandangannya tentang dunia adalah monistik dan tidak lbih dari sebuah hipotesis.Tujuan perkembangan manusia adalah self realization.yaitu sesuatu yang konkrit bersifat empiris tidak dapat di pisahkan dari pengalaman dan lingkungan.  Elf realization hanya dapat di peroleh melalui pengalaman dan interaksi dengan yang lain.
2)     Teori pendidikan dewey. Beliau menegaskan bahwa pendidikan itu tidak mempunyai tujuan, hanya orang tua, guru dn masyarakat yang mempunyai tujuan.dalam penyusunan bahan ajar hendaknya memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut; 1. bahan ajar hendaknya konkret,2. Pengetahuan yang telah di peroleh sebagai hasil belajar, hendaknya di tempatkan dalam kedudukan yang berarti, yang memungkinkan di laksanakannya kegiatan baru.dan kegiatan yang lebih menyeluruh.
B.      LANDASAN PSIKOLOGIS
1.     Psikologi perkembangan adalah membahas perkembangan individu sejak masa konsepsi, yaitu masa pertemuan spermatozoid dengan sel telur sampai dengan dewasa.
·       Metode dalam psikologi perkembangan
·       Teori perkembangan
2.     Psikologi belajar
Ada beberapa teori yang termasuk rumpun disiplin mental yaiyu disiplin mental theistic, disiplin mental humanistic, naturalism, dan apersepsi.
·       Teori disiplin theistic berasal dari psikologi daya.
·       Teori disiplin mental humanistic bersumber pada psikologi humanism klasik dari plato dan Aristoteles.
·       Teori naturalisme bahwa anak mempunyai potensi atau kemampuan.
·       Teori belajar apersepsi di sebut juga herbartisme, bersumber pada psikologi     strukturalisme dengan tokohnya.herbart. anak mempunyai  kemampuan untuk mempelajari sesuatu.
Teori belajar yang kedua adalah behaviorisme yang biasa juga di sebut S-R stimulus respon.
a)     Teori S-R Bond yaitu kehidupan ini tunduk kepada hokum S-R atu aksi-aksi.
b)     Teori conditioning / S-R with Conditioning.belajar atau pembentukan hubungan antara stimulus respon perlu di bantu dengan kondisi tertentu.
c)     Teori reinfortement , kalau pada teori conditioning, di beri stimulus, maka pada reinforcement kondisi di berikan respon.
Teori belajar yang ketiga adalah cognitive gestal field
a)     Teori insight. Belajar adalah proses mengembangkan insight / pemahaman baru atau mengubah pemahaman lama.
b)     Teori cognitive field , yaitu psikologi lapangan ini selalu ada tujuan yang ingin di capai, ada motif mendorog pencapaian tujuan dan ada hambatan-hambatanyang harus di atasi.lapangan psikologis terbentuk oleh interelasi yang simultan dari orang-orang dan lingkungan psikologisnya di dalam suatu situasi.belajar merupakan suatu proses interaksi tersebut ia mendapatkan pemahaman baru atau menemukan struktur kognitif lama. Dalam membimbing proses belajar, guru harus mengerti akan dirinya dan orang lain sebab dirinya dan orang lain serta lingkungannya merupakan suatu kesatuan.

BAB 4
LANDASAN SOSIAL-BUDAYA, PERKEMBANGAN  ILMU DAN
TEKNOLOGI DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

A.    Pendidikan dan masyarakat
B.    Perkembangan masyarakat
a)     Perubahan pola pekerjaan
b)     Perubahan peranan wanita
c)     Perubahan kehidupan keluarga
C.    Perkembangan Ilmu Pengetahun
D.    Perkembangan teknologi
1.       Transformasi teknologi
2.       Perkembangan teknologi di Indonesia
3.       Pengaruh perkembangan Ilmu dan teknologi




BAB 5
MACAM-MACAM MODEL KONSEP KURIKULUM


A.    Kurikulum Subjek Akademis
1.     Ciri-ciri kurikulum subjek akademis
2.     Pemilihan disiplin ilmu
B.    Kurikulum Humanistik
1.     Konsep dasar
2.     Kurikulum konfluen
Yaitu kurikulum yang ingin menyatukan segi-segi afektif dengan segi kognitif. Kurikulum hendaknya mempersiapkan berbagai alternative yang dapat di pilih murid-muridnya dalam proses bersikap.murid diajak untuk menyatakan pilihan dan mempertanggungjawabkan sikap-sikap, perasan, pertimbangan-pertimbangan nilai yang telah di pilihnya.
3.     Beberapa cirri kurikulum konfluen.
Cirri-cirrinya :
a.   Partisipasi
b.   Integrasi
c.   Revelansi
d.   Pribadi anak
e.   Tujuan.
Dasar  dari kurikulum konfluen adalah psikologi gestalt yang menekankan keutuhan, kesatuan, keseluruhan.teori yang mendukung pandangan ini adalah eksistensialisme yang memusatkan perhatiannya pada apa yang terjadi sekarang di tempat ini, apa yang menjadi isi kurikulum di ukur oleh apakah hal itu bermanfaat bagi kita sekarang/ apakah hal itu akan memperbaiki kehidupan kita sekarang.
4.       Metode-metode belajar konfluen
Kebanyakan bahan tersebut di ajarkan dengan teknik afektif, George Issac Brown telah memberikan sekitar 40 macam teknik pengajaran konfluen, di antaranya :
1.     Dyads yang merupakan latihan komunikasi afektif antara dua orang,
2.     Fantasy body trips merupakan pemahaman tentang badan dan diri individu,
3.     Ritual yaitu suatu kegiatan untuk menciptakan kebiasaan, kegiatan, atau ritual baru.
Pengajaran humanistic memfokuskan proses aktualisasi diri, setiap orang mempunyai self yang tidak selalu disadari tersembunyi atau tertutup, Aku atau diri ini perlu di buka, atau di bangunkan melalui pendidikan.
5.Karakteristik kurikulum humanistic

C.   Kurikulum Rekontruksi Sosial
1. Desain kurikulum rekontruksi social, adapun cirri-cirinya adalah.1. Asumsi  2.
Masalah-masalah social yang mendesak,3. Pola-pola organisasi.
1.     Komponen-komponen kurikulum:
a.        Tujuan dan isi kurikulum
b.       Metode
c.        Evaluasi
2.     Pelaksanaan pengajaran rekontruksi social
D.Teknologi dan kurikulum
1. beberapa cirri kurikulum teknologis. Yaitu : 1. Tujuan 2. Metode, 3.organisasi bahan      ajar, 4. Evaluasi.
2.  Pengembangan kurikulum.


BAB 6
ANATOMI DAN DESAIN KURIKULUM

A.    KOMPONEN – KOMPONEN  KURIKULUM

1.     Tujuan
2.     Bahan ajar
3.     Strategi mengajar
4.     Media mengajar
5.     Evaluasi pengajaran
6.     Penyempurnaan pengajaran.

B.    Desain kurikulum
1.     Subjet centered desaign yaitu : a. the subject desaign, b. the disciplines design, c. the broad fields desaign
2.     Learne-centered desaign
3.     Problem centered desaign.yaitu : a. The Areas of Living Desaign,b. The Core Desaign
Desain kurikulum dari becker lebih menekankan pada isi dari pada proses. Isi kurikulumnya di pusatkan pada tiga bidang, yaitu:
1.     Dimensi Individu
2.     Dimensi social dan historis
3.     Dimensi teologis
Dimensi individu membahas keadaan dan keberadaan manusia, dimensi social dan historis membahas kehidupan kemasyarakatan dan sejarah perkembangan manusia, sedangkan dimensi teologis membahas keharusan manusia beragama dan bahaya-bahaya sekulerisme.


BAB 7
PROSES PENGAJARAN

A.      Keseimbangan antara isi dan proses.
B.      Isi kurikulum
C.      Proses belajar
1.     Belajar intuitif
2.     Belajar bermakna
3.     Hubungan macam-macam belajar dengan taksonomi Bloom
4.     Mengingat dan lupa
5.     Kelebihan belajar bermakna
6.     Inhibisi proaktif dan retroaktif
D.      Kesiapan belajar
1.     Perkembangan intelek
2.     Kegiatan belajar
3.     Spiral kurikulum
4.     Minat dan motif belajar

BAB 8
PENGEMBANGAN KURIKULUM

A.Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
1.     prinsip-prinsip umum
2.     prinsip-prinsip khusus
B.Pengembangan Kurikulum
1.     peranan  para administrator pendidikan
2.     peranan para ahlu
3.     peranan guru
4.     peranan orang tua murid
C.Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum
1.     perguruan tinggi
2.     masyarakat
3.     sistem nilai
D.Artikulasi dan Hambatan Pengembangan Kurikulum
E.Model-model Pengembangan Kurikulum
·       The administrative model
·       The grass roots model
·       Beauchamp’s system
·       The demonstration model
·       Taba’s inverted model
·       Roger’s interpersonal relations model
·       The systematic action-research model
·       Emerging technical model.

BAB 9
EVALUASI DAN KURIKULUM
A.    Evaluasi dan kurikulum
Evaluasi dan kurikulum adalah dua disiplin ilmu yang berbeda karena keduanya mengandung sebab akibat.konsep evaluasi  kurikulum yang sangat luas yang mencakup seluruh komponen dan kegiatan pendidikan.evaluasi kurikulum sering juga di batasi secara sempit, yaitu hanya di tekankan pada hasil-hasil yang di capai oleh murid.instrumen yang di gunakan untuk mengevaluasi dimensi kuantitatif, berbeda dengan instrument untuk mengevaluasi aspek-aspek perkembangan dan prestasi yang di capai anak. Dimensi yang bersifat kuantitatif dapat di ukur dengan menggunakan berbagai bentuk alat ukur atau tes standar tersebut ada yang di peruntukkan mengukur kemampuan yang bersifat potensial (kecerdasan, bakat) dan ada pula yang di peruntukkan menggukur  kemampuan nyata atau achievement. Tes standar yang mengukur kecerdasan dan bakat umpamanya :  intelligence test, scholastic aptitude test, special aptitude test, prognostic aptitude test, dan lain-lain. Tes  standar yang mengukur achievemt seperti subject areas test, survey test, diagnostic test, dan lain-lain.instrumen yang sering di gunakan untuk mengevaluasi dimensi kualitataif umpamanya : questionnaire, interest inventories temperamntv and adjustment inventoris, nominating techniques, intervieus and anecdotal record.
B.    Konsep kurikulum
Biberapa teori menekankan pada rencana, yang lain pada inovasi, pada dasar-dasar filosofis, dan pada konsep-konsep  yang di ambil dari ilmu perilaku manusia. Ini menunjukkan betapa luasnya teori-teori tentang kurikulum.secara sederhana teori kurikulum dapat di klasifikasikan atas teori-teori yang lebih menekankan pada isi kurikulum, pada situasi pendidikan serta pada organisasi kurikulum.kurikulum yang menekankan pada organisasi menolak pendapat bahwa penguasaan pengetahuan merupakan alat untuk mencapai tujuan kurikulum yang menekankan organisasi juga sesungguhnya sukar untuk di ukur. Secara teoritis penyusunn tes yang spesifikasi dapat di buat, tetapi seperti telah di utarakan di muka, isi kurikulum tidak spesifik, tujuannya dapat di capai dengan cara yang berbeda-beda, tes yang di susun akan banyak menyangkut proses belajar yang bersifat umum. Lebih jauh, kalau penyusunan tes hasil belajar di dasarkan pada tujuan, maka kurikulum yang menekankan pada organisasi, tesnya akan lebih banyak mengukur tujuan-tujuan tingkat tinggi pada klasifikasi Bloom, (analisis, sintetis, dan evaluasi.
C.    Implementasi dan Evaluasi kurikulum.
Macam-macam model evaluasi yang di gunakan bertumpu pada aspek-aspek tertentu yang di utamakan dalam proses pelaksanaan kurikulum model evaluasi yang bersifat komparatif berkaitan erat dengan tingkahtingkah laku individu, evaluasi yang menekankan tujuan berkaitan erat dengan kurikulum yang menekankan pada bahan ajaran atsu isi kurikulum, model (pendekatan) antropologis dalam evaluasi di tuhjukan untuk mengevaluasi tingkah laku dalam suatu lembaga sodial. Dengan demikian sesungguh ya terdapat hubungan yang sangat erat antara evaluasi dengan kurikulum sebab teori kurikulum juga merupakan teori dari evaluasi kurikulum.
D.    Peranan evalusi kurikulum
Evaluasi  dan penentuan keputusan, lain halnya dengan keputusan yang di ambil guru, ia mengambil keputusan bagi kepentingan seorang  atau beberapa orang murid, atau dapat pula mengambil keputusan bagi seluruh murid. Evaluasi dan consensus nilai.
E.     Ujian sebagai Evaluasi social
Para evaluator menyadari bahwa aneka mcam kerangka kerja evaluasi mempunyai imlikasi terhadappenentuan keputusan pendidikan, mendasarkan aegumennya pada anggapan dasar bahwa evaluasi merupakan kegiatan politik. Ia membedakan adanya tiga tip evaluasi dalam pendidikan dan kurikulum, yaitu evaluasi birokratik, otokratik. Dan demokratik.
1.     Evaluasi birokratik merupakan suatu layanan yang bersifat unconditional terhadap  lembaga-lembaga pemerintahan yang memiliki wewenang control tersebesar dalam alokasi sumber-sumber pendidikan. Evaluator menerima kebijaksanaan dari pemegang jabatan, dengan menggunakan berbagai informasi yang di peroleh akan membantu mereka mencapai tujuan dari kebijaksanaan yang telah di gatiskan.prinsipnya adalah, pelayaan, penggunaan, dan efisiensi.
2.     Evaluasi otokratik, merupakan layanan evaluasi terhadap lembaga-lembaga pemerintah yang mempunyai wewenang control cukup besar dalam mengalokasikan sumber-sumber pendidikan. Tugas para evaluator adalah membantu pelaksanaan kebijaksanaan, ketentuan-ketentuan hokum dan moral dari biokrasi.sumber evaluator adalah penelitian kemasyarakatan. Konsep utama evaluator otokratik adalah evaluasi yang bersifat prinsipil dan obyekti.
3.     Evaluasi demokratik merupakan layanan pemberian informasi terhadap masyarakat terhadap masyarakat, tentang program-program pendidikan. Menganut nilai pluralism serta mengusahakan memenuhi berbagai minat masyarakat dalam memberikan informasi.konsep utama evaluator demokrasis adalah kerahasiaan, musyawaroh, dan ketercapaian sasaran.
F.     Model-model evaluasi kurikulum
1.     Evaluasi model penelitian.
2.     Evaluasi model objektif
3.     Model campuran multivarias
BAB 10
GURU DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
A.      Guru sebagai pendidik professional
Tiga dimensi kemampuan guru professional.yaitu :
1.     Kemampuan professional yang mencakup :
a.      Penguasaan materi pelajaran, mencakup bahan yang akan di ajarkan da dasar keilmuan dari bahan pelajaran tersebut.
b.     Penguasaan landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan
c.      Penguasaan proses kependidikan , keguruan dan pembelajaran siswa.
Previous
Next Post »

3 komentar