DIBALIK SEBUAH ORGANISASI

01.26 Add Comment


PEMIMPIN, KEPEMIMPINAN, DAN KEKUASAAN
Dalam kehidupan berorganisasi sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya dan seolah tak dapat dipisahkan menjadi sebuah komponen yang berdiri sendiri.
Mengenai pemimpin beberapa ahli mengungkapkan pendapatnya masing-masing, semisal :
Lao Tzu yang menyatakan bahwa Pemimpin adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan organisasi.
Dari definisi diatas dapat kita lihat bahwa terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan seorang pemimpin administrasi untuk mencapai tujuan dan adanya bawahan selaku komunitas yang dipimpin. Kedua hal tersebut tak dapat dilepaskan dari timbulnya sebuah definisi pemimpin, karena tanpa adanya bawahan juga tanpa adanya manajemen untuk mencapai sebuah tujuan maka pemimpin sendiri tak akan pernah ada.
Selanjutnya melalui beberapa tarik ulur diatas maka dapat diambil sebuah pernyataan bahwa pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain agar tercapainya suatu tujuan yang dikehendaki.
Selanjutnya mengenai kepemimpinan itu sendiri adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.
”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan

MACAM-MACAM GAYA KEPEMIMPINAN
Dalam sebuah organisasi, pemimpin perlu memperhatikan bagaimana keadaan internal sumberdaya manusia yang ada dalam organisasi tersebut. Dalam artian selaku seorang pemimpin harus mampu memahami dan menerapkan falsafah atau gaya kepemimpinan (Leadership Style )  yang dirasa tepat dalam menjalankan aktivitasnya.
Menanggapi hal itu pemimpin diwajibkan untuk dapat memahami teori-teori kepemimpinan yang akan diterapkannya.
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.
Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :

Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.

Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.

Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.

Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.


PILIH ANDONG APA MBECAK ?
Selanjutnya dari beberapa definisi gaya kepemimpinan yang tertera di atas penulis akan mengkerucutkan pembahasan menjadi dua buah gaya kepemimpinan yang lebih sederhana.
Namun sebelumnya sejenak marilah kita kembali menelaah mengenai sebuah bait sajak yang sudah tak asing lagi bagi kita.

DONDONG APA SALAK
DUKU CILIK CILIK
ANDONG APA MBECAK
PILIH MLAKU TIMIK-TIMIK

Nyanyian tersebut apabila direnungkan mempunya nilai falsafah yang begitu besar bagi seorang pemimpin dalam memilih gaya kepemimpinan yang tepat baginya.
Pilih andong apa mbecak?
Maksud dari kalimat itu adalah seorang pemimpin harus mampu melihat kemampuan kelompok maupun kemampuan personal dari tiap individu yang dipimpinnya agar dapat memilih gaya kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan.
Dalam gaya kepemimpinan yang ngandong, seorang pemimpin dapat menjadi  seorang sais yang memantau dan mengarahkan kereta kudanya ( anak buahnya.pen) sekiranya sumber daya dan kemampuan personal masing-masing individu dirasa cukup mumpuni. Hingga dalam hal ini pemimpin akan menjadi semakin ringan tugasnya karena tugas sudah dibagikan kepada masing-masing  orang-perorang yang dirasa kompeten dalam bidangnya masing-masing.
Dalam gaya kepemimpinan tipe ini pemimpin memberikan kebebasan yang lebih kepada para anggota untuk dapat menunjukkan eksistensinya guna menunjukkan kompetensi dari pribadinya masing-masing sedangkan pemimpin sendiri adalah selaku pemantau sekaligus selaku evaluator.
Selanjutnya pemimpin dalam suatu organisasi bisa juga menjadi seorang tukang becak yang mbecak ( mengangkut anak buahnya) kala di rasa kemampuan individu dari orang perorang yang menjadi anggota organisasi dirasa kurang.
Dalam gaya kepemimpinan seperti ini pemimpin harus lebih banyak mencurahkan segenap pikiran kepada tiap persoalan yang dihadapi oleh organisasi tersebut. Hal ini disebabkan karena kurangnya kemampuan personal yang dimiliki oleh para anak buahnya. Gaya kepemimpinan macam ini adalah gaya kepemimpinan yang lebih menonjolkan sosok figur seorang pemimpin hingga kadang nama organisasi itu sendiri tenggelam ditelan oleh kemashuran nama pemimpinnya.
Namun jangan sampai karena bingung dalam memilih gaya kepemimpinan yang tepat hingga akhirnya kita memilih untuk mlaku timik-timik, berjalan dan menjalankan organisasi sekenanya saja hingga hilanglah ruh pergerakan dalam organisasi tersebut.
Sebagai akhir dari pembahasan, ada satu hal yang perlu di ingat mengenai dua macam gaya kepemimpinan yang saya uraikan di atas yaitu bukan berarti bahwa itu menjadi sebuah harga mati yang paten hingga haram untuk di rubah. Gaya kepemimpinan itu sendiri sebenarnya bersifat fleksibel. Artinya bisa saja dalam waktu-waktu tertentu dua gaya kepemimpinan itu itu dipakai secara bergantian sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Paparan mengenai dua gaya kepemimpinan di atas merupakan pandangan yang digunakan untuk menganalisa sebuah organisasi dalam mayoritas pergerakannya. Kedua gaya tersebut adalah sebuah analisa dimana kita membuat sebuah tolak ukur untuk menilai tipe kepemimpinan suatu organisasi yang dianut. Organisasi yang bersentral pada pemimpinkah ataukah sebuah organisasi yang bersifat bangunan utuh yang saling melengkapi kekurangan yang ada?
NOTE :
Kadang pergerakan mahasiswa jika tidak dilambari dengan pemahaman dan kapasitas intelektual yang mumpuni untuk dapat bersikap dan menyikapi sebuah keadaan berlandaskan pada semangat obyektivitas akhirnya hanya akan terkesan menjadi sebuah anarkhisme yang mengatasnamakan pergerakan...
Mari berbekal dan persiapkan diri kita untuk bergerak....!!


BY : ELANG JAWA