DIBALIK SEBUAH ORGANISASI
PEMIMPIN, KEPEMIMPINAN, DAN KEKUASAAN
Dalam kehidupan berorganisasi
sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata
tersebut memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya dan seolah tak dapat
dipisahkan menjadi sebuah komponen yang berdiri sendiri.
Mengenai pemimpin beberapa ahli mengungkapkan
pendapatnya masing-masing, semisal :
Lao Tzu yang
menyatakan bahwa Pemimpin adalah seorang yang membantu mengembangkan orang
lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
Menurut Robert Tanembaum,
Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk
mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab,
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan organisasi.
Dari
definisi diatas dapat kita lihat bahwa terdapat beberapa hal yang berhubungan
dengan seorang pemimpin administrasi untuk mencapai tujuan dan adanya bawahan
selaku komunitas yang dipimpin.
Kedua hal tersebut tak dapat dilepaskan dari timbulnya sebuah definisi
pemimpin, karena tanpa adanya bawahan juga tanpa adanya manajemen untuk
mencapai sebuah tujuan maka pemimpin sendiri tak akan pernah ada.
Selanjutnya melalui beberapa
tarik ulur diatas maka dapat diambil sebuah pernyataan bahwa pemimpin adalah orang
yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk
mengurus atau mengatur orang lain agar tercapainya suatu tujuan yang
dikehendaki.
Selanjutnya
mengenai kepemimpinan itu sendiri adalah kemampuan
seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai
tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan
tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang
diinginkan pihak lainnya.
”The art of influencing and
directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence,
respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan
menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan,
kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya.
Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan
sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena
untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi
banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang
tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang
mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang
akan diterapkan
MACAM-MACAM GAYA KEPEMIMPINAN
Dalam sebuah
organisasi, pemimpin perlu memperhatikan bagaimana keadaan internal sumberdaya
manusia yang ada dalam organisasi tersebut. Dalam artian selaku seorang
pemimpin harus mampu memahami dan menerapkan falsafah atau gaya kepemimpinan (Leadership Style ) yang dirasa
tepat dalam menjalankan aktivitasnya.
Menanggapi hal itu pemimpin
diwajibkan untuk dapat memahami teori-teori kepemimpinan yang akan
diterapkannya.
Memahami teori-teori kepemimpinan
sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu
organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada
produktifitas organisasi secara keseluruhan.
Seorang pemimpin harus mengerti
tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan
sebuah organisasi.
Beberapa teori tentang kepemimpinan
antara lain :
Otokratis
Kepemimpinan
seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan
dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan
kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi
kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang
diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas
ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya
memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan
pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
Partisipasif
Lebih
banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang
diambil tidak bersifat sepihak.
Demokrasi
Ditandai
adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan
keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis
cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat
mengarahkan diri sendiri.
Kendali
Bebas
Pemimpin
memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat
longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan
tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan
tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
PILIH ANDONG APA MBECAK ?
Selanjutnya dari beberapa definisi
gaya kepemimpinan yang tertera di atas penulis akan mengkerucutkan pembahasan
menjadi dua buah gaya kepemimpinan yang lebih sederhana.
Namun sebelumnya sejenak marilah
kita kembali menelaah mengenai sebuah bait sajak yang sudah tak asing lagi bagi
kita.
DONDONG APA SALAK
DUKU CILIK CILIK
ANDONG APA MBECAK
PILIH MLAKU TIMIK-TIMIK
Nyanyian
tersebut apabila direnungkan mempunya nilai falsafah yang begitu besar bagi
seorang pemimpin dalam memilih gaya kepemimpinan yang tepat baginya.
Pilih andong apa mbecak?
Maksud dari
kalimat itu adalah seorang pemimpin harus mampu melihat kemampuan kelompok
maupun kemampuan personal dari tiap individu yang dipimpinnya agar dapat
memilih gaya kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan.
Dalam gaya
kepemimpinan yang ngandong, seorang pemimpin dapat menjadi seorang sais yang memantau dan mengarahkan
kereta kudanya ( anak buahnya.pen) sekiranya sumber daya dan kemampuan personal
masing-masing individu dirasa cukup mumpuni. Hingga dalam hal ini pemimpin akan
menjadi semakin ringan tugasnya karena tugas sudah dibagikan kepada
masing-masing orang-perorang yang dirasa
kompeten dalam bidangnya masing-masing.
Dalam gaya
kepemimpinan tipe ini pemimpin memberikan kebebasan yang lebih kepada para
anggota untuk dapat menunjukkan eksistensinya guna menunjukkan kompetensi dari
pribadinya masing-masing sedangkan pemimpin sendiri adalah selaku pemantau
sekaligus selaku evaluator.
Selanjutnya pemimpin
dalam suatu organisasi bisa juga menjadi seorang tukang becak yang mbecak (
mengangkut anak buahnya) kala di rasa kemampuan individu dari orang perorang
yang menjadi anggota organisasi dirasa kurang.
Dalam gaya
kepemimpinan seperti ini pemimpin harus lebih banyak mencurahkan segenap
pikiran kepada tiap persoalan yang dihadapi oleh organisasi tersebut. Hal ini disebabkan
karena kurangnya kemampuan personal yang dimiliki oleh para anak buahnya. Gaya
kepemimpinan macam ini adalah gaya kepemimpinan yang lebih menonjolkan sosok
figur seorang pemimpin hingga kadang nama organisasi itu sendiri tenggelam
ditelan oleh kemashuran nama pemimpinnya.
Namun jangan
sampai karena bingung dalam memilih gaya kepemimpinan yang tepat hingga
akhirnya kita memilih untuk mlaku timik-timik, berjalan dan menjalankan
organisasi sekenanya saja hingga hilanglah ruh pergerakan dalam organisasi
tersebut.
Sebagai
akhir dari pembahasan, ada satu hal yang perlu di ingat mengenai dua macam gaya
kepemimpinan yang saya uraikan di atas yaitu bukan berarti bahwa itu menjadi
sebuah harga mati yang paten hingga haram untuk di rubah. Gaya kepemimpinan itu
sendiri sebenarnya bersifat fleksibel. Artinya bisa saja dalam waktu-waktu
tertentu dua gaya kepemimpinan itu itu dipakai secara bergantian sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada.
Paparan
mengenai dua gaya kepemimpinan di atas merupakan pandangan yang digunakan untuk
menganalisa sebuah organisasi dalam mayoritas pergerakannya. Kedua gaya
tersebut adalah sebuah analisa dimana kita membuat sebuah tolak ukur untuk
menilai tipe kepemimpinan suatu organisasi yang dianut. Organisasi yang
bersentral pada pemimpinkah ataukah sebuah organisasi yang bersifat bangunan
utuh yang saling melengkapi kekurangan yang ada?
NOTE :
Kadang
pergerakan mahasiswa jika tidak dilambari dengan pemahaman dan kapasitas intelektual yang mumpuni untuk dapat bersikap dan menyikapi sebuah keadaan berlandaskan
pada semangat obyektivitas akhirnya hanya akan terkesan
menjadi sebuah anarkhisme yang mengatasnamakan pergerakan...
Mari berbekal dan persiapkan diri kita untuk bergerak....!!
BY : ELANG JAWA