Malam kian larut namun mata ini seolah enggan untuk terpejam,ku tak
tahu entah kenapa seolah mata ini sulit untuk di ajak
berkomproomi.perlahan tapi pasti berbagaisandiwara kehidupan mulai
menjadi buah pikiranku.Dalam lamunanku, ku melihat topeng – topeng
kehidupan penuh menghiasi ranah gerak perputaran dunia ini.
Semakin
dalam kucoba tuk memahami peranan apakah gerangan yang sedang ku jalani
ini.Sebentuk wajah yang begitu kokoh sekilas terbersit dalam anganku,
namun secepat itu pula berganti menjadi sesosok ular yang bermuka dua
kemudian berganti dan terus silih berganti.......
Semakin
kucoba mencari sebuah peranan yang aku mainkan maka semakin aku larut
pula kedalam sebuah kebimbangan akan peranan itu.Sejenak akupun menghela
nafas panjang dan memejamkan mata sekedar untuk menghapus rasa penat
yang menghampiri......
Namun semakin kupejamkan mata ,
maka bayangan itu kian mengejarku, hingga akhirnya ku coba berlari
tukmengusir sepi dengan bersafari kecil menuruti arah kaki ini
melangkah.
Namun apa yangterjadi....?
Ditengah
perjalananku jumpai seorang lelaki tua dengan baju yang kumal untuk
ukuran yangsewajarnya.Kucoba mengenali seraut wajah itu, serasa aku
mengenalnya.....
"Ah siapa dia......."akupun mengernyitkan dahi dan bergumam
Oh ya itukan si fulan ......
Aku ingat karena dialah sang pemilik pohon jambu klutuk yang semasa kecil suka kami curi buahnya.Tapi tunggu dulu ......
Mungkin
mataku salah , bukannya si fulan itu dulunya adalah seorang yang kaya
raya dan tersohor akan kekikirannya tapi sekarang tak ada tanda sedikit
pun yang menyiratkan kekuaasannya.
Perlahan akupun
mendekat ke arahnya dan ku tawarkan sebotol minuman yang kubeli di peron
stasiun.Dia pun meraihnya dan segera meneguknya hingga setengah
layaknya orangyang tengah kehausan di tengah gurun sahara....
Akupun
hanya bisa memandangnya dengan penuh rasa keheranan.Ingin rasanya aku
ungkapkan keherananku itu... namun segera kubuang jauh – jauh karena
takut akan menyinggungnya....
Setelah hilang dahaganya,
akupun memulai untuk bertegur sapa dengannya sekedar untuk memecah
keheningan diantara kami.Dan dari caranya menjawab pertanyaanku, aku
kira diasudah tidak mengenaliku lagi.Ternyata secepat itu wajah demi
wajah dating dan pergi kedalam setiap kehidupan para manusia dan begitu
cepat pula wajah itu berganti dan meninggalkan sebuah kenangan yang kian
menjauh dan kian sulit untuk mengejarnya hingga akhirnya pergi jauh
meninggalkan kita.
Sekitar satu seperempat jam lebih kami
terlibat dalam obrolan yang penuh dengan basa-basi hingga akhirnya sang
fajar menyapa kami di ufuk timur jauh sana.Sayup-sayup akupun
mendengarsuara panggilan Illahi berkumandang hingga memaksaku untuk
mengakhiri obrolan kami.....
Ternyata beginilah roda
kehidupan ....terus berputar dan enggan memberikan tolerans kepada
setiap orang untuk tetap diam berada di puncak namun terus memberi
sebuah pengharapan bagi mereka yang mau mengejar mimpi dan citanya
0 Komentar