MAKALAH TENTANG EMANSIATORIS

12.50

BAB   I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG  MASALAH

Sudah  menjadi suatu  kebiasaan  bahwa dalam  membahas  suatu  masalah sering  digunakan  suatu  teori atau konsep yang  telah  baku,  dimana  konsep tersebut  di yakini  dapat  dijadikan dasar atau  rujukan guna memudahkan  dalam  menyelesaikan  masalah yang  sedang  dibahas. Namun jika  diteliti  lebih  seksama  terkadang   konsep  tersebut  kurang  relefan  dengan  suatu  realita  yang  sedang  terjadi,  sehingganya  perlu  adanya  pemikiran baru  yang  lebih relefan  dengan  keadaan  yang  sedang  dihadapi.

Dalam  ajaran  Islam  sebenarnya  sudah  sangat  jelas  jika  tujuan  akhir yang  dikehendaki  adalah  kebahagiaan  dunia  akhirat,  maka cukup dengan  berpegang  kepada  dalil  “ jika  kamu  berpegang  kepada  keduanya  maka  kamu  tidak  akan  tersesat untuk selamanya”.    Namun dalam  konteks pengkajianya  menimbulkan  berbagai penafsiran dan  cara  pandang  pemahaman yang  berbeda-beda, dan akhirnya dari berbagai  cara pandang itulah ajaran  agama  tersebut  dapat  mengerucut  sehingga menjadi  konsep-konsep  yang lebih  tepat  untuk  diamalkan.  Dan dari  inilah    muncul  berbagai  pendekatan kajian studi  Islam yang termasuk  diantaranya  pendekatan  emansipatoris.

B.     PENGERTIAN  STUDI ISLAM  PENDEKATAN  EMANSIPATORIS

Istilah emansipatoris, tidak lepas dari sejarah teori kritis. Dalam pembahasannya  ada dua unsur  penekanan. Pertama, perhatian realitas material, yaitu sebuah pemikiran yang mempertanyakan ideologi hegemonik yang bertolak pada kehidupan  realitas empirik.
Kedua, relasi kekuasaan dalam hubungannya dengan  pemberi dan penerima narasi (ulama-umat), maupun relasi politik (penguasa-rakyat).

Bertitik tolak pada realitas problem kemanusiaan di depan, maka makna  emansipatoris ini paradigmanya bukan lagi terpaku pada pembelaan terhadap Tuhan, karena memang tuhan tak butuh pembelaan manusia, tetapi yang lebih utama adalah membangun komitmen terhadap berbagai problem sosial kemanusiaan. Komitmen ini diwujudkan dalam bentuk aksi sosial dalam rangka membangun dan menegakkan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan manusia.   Sehingga gerakannya mengarah kepada pembebasan manusia dari kungkungan dogmatisme maupun ideologi, mengarah  pada struktur sosial yang transparan  sehingga dapat  menguak permasalahan kemiskinan, kebodohan, marjinalisasi perempuan, dan problem-problem sosial lain. pendekatan emansipatoris yang demikian akan menghidupkan gerakan sosial yang bergerak pada penyelesaian kritik problem-problem sosial. Secara integral penafsiran  emansipatoris tidak berhenti pada pembongkaran teks,  tetapi teks dijadikan sebagai sarana pembebasan. Sebab realitas dominasi tidak hanya pada wilayah wacana, tetapi juga dominasi bersifat riil dan materiil.

Dengan  demikian  dapat  ditarik  suatu  pengertian bahwa Studi  Islam  Pendekatan  Emansipatoris  adalah  :  studi kritis tektual yang  mengikut sertakan  pemahaman  kontekstual  yang  dilatarbelakangi  oleh  realita  yang dihadapi manusia, dimana  problem-broblem sosial  yang  ada  akan  terselesaikan  dengan narasi yang lebih tepat dan lebih  manusiawi.   





BAB II
PEMBAHASAN

A.    CIRI-CIRI  DAN KECENDERUNGAN  PENDEKATAN EMANSIPATORIS.

Penyelesaian masalah  melalui  pendekatan emansipatoris cenderung menggunakan pendekatan  secara  kultural dan sosiologis. Ikhtiar inilah yang dikenal dengan tafsir emansipatoris, yakni secara konseptual Al-Qur’an ditempatkan dalam ruang sosial dan segala problematika kehidupan yang terjadi, sehingga sifatnya tidak lagi abstrak, tetapi spesifik dan praktis, karena dikaitkan langsung dengan problem sosial.
Previous
Next Post »
0 Komentar