BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sudah menjadi suatu kebiasaan bahwa dalam membahas suatu masalah sering digunakan suatu teori atau konsep yang telah baku, dimana konsep tersebut di yakini dapat dijadikan dasar atau rujukan guna memudahkan dalam menyelesaikan masalah yang sedang dibahas. Namun jika diteliti lebih seksama terkadang konsep tersebut kurang relefan dengan suatu realita yang sedang terjadi, sehingganya perlu adanya pemikiran baru yang lebih relefan dengan keadaan yang sedang dihadapi.
Dalam ajaran Islam sebenarnya sudah sangat jelas jika tujuan akhir yang dikehendaki adalah kebahagiaan dunia akhirat, maka cukup dengan berpegang kepada dalil “ jika kamu berpegang kepada keduanya maka kamu tidak akan tersesat untuk selamanya”. Namun dalam konteks pengkajianya menimbulkan berbagai penafsiran dan cara pandang pemahaman yang berbeda-beda, dan akhirnya dari berbagai cara pandang itulah ajaran agama tersebut dapat mengerucut sehingga menjadi konsep-konsep yang lebih tepat untuk diamalkan. Dan dari inilah muncul berbagai pendekatan kajian studi Islam yang termasuk diantaranya pendekatan emansipatoris.
B. PENGERTIAN STUDI ISLAM PENDEKATAN EMANSIPATORIS
Istilah emansipatoris, tidak lepas dari sejarah teori kritis. Dalam pembahasannya ada dua unsur penekanan. Pertama, perhatian realitas material, yaitu sebuah pemikiran yang mempertanyakan ideologi hegemonik yang bertolak pada kehidupan realitas empirik.
Kedua, relasi kekuasaan dalam hubungannya dengan pemberi dan penerima narasi (ulama-umat), maupun relasi politik (penguasa-rakyat).
Bertitik tolak pada realitas problem kemanusiaan di depan, maka makna emansipatoris ini paradigmanya bukan lagi terpaku pada pembelaan terhadap Tuhan, karena memang tuhan tak butuh pembelaan manusia, tetapi yang lebih utama adalah membangun komitmen terhadap berbagai problem sosial kemanusiaan. Komitmen ini diwujudkan dalam bentuk aksi sosial dalam rangka membangun dan menegakkan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan manusia. Sehingga gerakannya mengarah kepada pembebasan manusia dari kungkungan dogmatisme maupun ideologi, mengarah pada struktur sosial yang transparan sehingga dapat menguak permasalahan kemiskinan, kebodohan, marjinalisasi perempuan, dan problem-problem sosial lain. pendekatan emansipatoris yang demikian akan menghidupkan gerakan sosial yang bergerak pada penyelesaian kritik problem-problem sosial. Secara integral penafsiran emansipatoris tidak berhenti pada pembongkaran teks, tetapi teks dijadikan sebagai sarana pembebasan. Sebab realitas dominasi tidak hanya pada wilayah wacana, tetapi juga dominasi bersifat riil dan materiil.
Dengan demikian dapat ditarik suatu pengertian bahwa Studi Islam Pendekatan Emansipatoris adalah : studi kritis tektual yang mengikut sertakan pemahaman kontekstual yang dilatarbelakangi oleh realita yang dihadapi manusia, dimana problem-broblem sosial yang ada akan terselesaikan dengan narasi yang lebih tepat dan lebih manusiawi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. CIRI-CIRI DAN KECENDERUNGAN PENDEKATAN EMANSIPATORIS.
Penyelesaian masalah melalui pendekatan emansipatoris cenderung menggunakan pendekatan secara kultural dan sosiologis. Ikhtiar inilah yang dikenal dengan tafsir emansipatoris, yakni secara konseptual Al-Qur’an ditempatkan dalam ruang sosial dan segala problematika kehidupan yang terjadi, sehingga sifatnya tidak lagi abstrak, tetapi spesifik dan praktis, karena dikaitkan langsung dengan problem sosial.
0 Komentar