Catatan Muhammad Shubhi Baiquni: Ulama Meminta Nasihat

23.38
Ibrahim bin Adham, salah seorang tokoh spiritual dan ulama terkenal dengan nasihat dan petuahnya yang hidup abad 3 H, sering didatangi oleh para tamu yang shalih.

----------

Sabili No.20 Th.IX

Ibrahim bin Adham, salah seorang tokoh spiritual dan ulama terkenal dengan nasihat dan petuahnya yang hidup abad 3 H, sering didatangi oleh para tamu yang shalih. Kedatangan mereka disambut gembira dan sangat menarik perhatian Ibrahim.

Kesempatan itu tidak disia-siakannya. Dia bisa menghirup banyak ilmu ma'rifah dari mereka laksana air sejuk yang turun dari langit, dia teguk satu demi satu nasihat para tamu tersebut untuk menambah dan memperbaharui keimanan.

Sampai akhirnya dia mohon bimbingan praktis bagaimana agar bisa menghayati kehidupan yang sebenarnya. Ia juga tahu bahwa seseorang tidak hanya memberi nasihat selalu, akan tetapi di sisi lain dia juga harus sering meminta nasihat dan belajar dari orang lain.

"Tuan-tuan Syaikh yang sangat saya hormati," kata ibrahim membuka pembicaraan, "Bimbinglah aku hingga aku bisa takut kepada Allah seperti takutnya kalian kepada-Nya."

"Wahai Ibrahim! Ada tujuh perkara yang harus senantiasa kau ingat dan kau amalkan dalam usahamu mendekatkan diri kepada Allah," nasihat para tamu tersebut.

"Pertama, orang yang banyak bicara tanpa manfaat, jangan terlalu banyak berharap bisa memperoleh hati yang terjaga dan jiwa yang bersih. Biasanya orang yang banyak bicara adalah orang yang sedikit akalnya.

Kedua, orang yang banyak makan, jangan banyak berharap akan memperoleh ilmu dan hikmah. Perut yang kekenyangan akan menyebabkan kemalasan dan pikiran menjadi tumpul.

Ketiga, orang yang banyak menghabiskan waktunya untuk duduk-duduk dengan manusia lain, jangan banyak berharap akan memperoleh manisnya rasa beribadah kepada Allah. Ia hanya bisa menggunjing dan membicarakan kekurangan orang lain, sementara kekurangannya sendiri ditutup-tutupi.

Keempat, orang yang terlalu cinta kepada dunia, jangan banyak berharap akan bisa memperoleh kematian yang tenang pada akhir hayatnya. Ia lebih memikirkan dunianya dari pada akheratnya.

Kelima, orang yang jahil dalam ilmu pengetahuan, jangan banyak berharap akan memperoleh hati yang senantiasa terjaga. Ia berbuat sesuatu didasari kebodohan dan nafsu belaka.

Keenam, orang yang memilih bersahabat dengan orang dhalim, jangan banyak berharap bisa memperoleh istiqamah dan keteguhan hati serta kemantapan dalam menjalankan kewajiban agamanya. Ia tidak punya pendirian dan selalu terpengaruh oleh mereka.

Ketujuh, orang yang mencari keridhaan manusia, jangan banyak berharap akan bisa memperoleh keridhaan Allah. Ia rendahkan diri di hadapan sesama manusia sementara kepada Allah ia congkak dan tidak patuh."


Ibrahim tepekur dan tertunduk penuh kekhusyukan mendengarkan nasihat itu.
FACEBOOK ( http://www.facebook.com/profile.php?id=100000472218796&v=app_2347471856#!/note.php?note_id=405094227757)
Previous
Next Post »
0 Komentar