MEMORIESMENGUAK MISTERI MUHAMAD
Muhammad Dalam Perjanjian Lama!!
Muhammad Adalah Sang Syiloh
Nubuat yang terkenal, yang bisa dianggap sebagai inti kesaksian ini adalah kesaksian dalam Kejadian 49:10[1]
“Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda dan pemberi hukum dari antara kakinya, sampai datangnya Syiloh, maka miliknya lah ketaatan umat manusia.”
Ada dua kata dalam Perjanjian Lama yang unik yakni “ Syiloh ” dan “ Yiqha ” atau “ Yiqath ”.
Syiloh terbentuk dari empat huruf ibrani yakni syin, yod, lamed, dan hi . Ada “ Syiloh ” nama sebuah kota di Efraim (I Samuel 1), tetapi tidak ada yod didalamnya. Nama ini tidak dapat disamakan dengan atau merujuk kepada kota tempat dimana Bahtera Perjanjian ( Ark of the Convenant) atau tempat ibadat berada. Karena, sampai saat itu tidak ada scepture (tongkat kerajaan) atau lawgiver (pemberi hukum) muncul dari suku Yehuda. Kata tersebut pasti merujuk kepada seseorang dan bukan nama sebuah tempat.
Seingat saya semua versi Perjanjian Lama telah mempertahankan Syiloh asli ini tanpa memberinya perubahan atau terjemahan. Hanya pshittha versi Syria (dalam bahasa Arab disebut al-bassitha ) yang telah menerjemahkannya menjadi “Dia yang memilikinya”. Mudah untuk mengetahui bagaimana si penerjemah telah memahami kata itu seperti tersusun dari “ sh ” yang disingkatkan dari asher = “dia (laki-laki) itu” dan loh (Arab lahu ) = “adalah miliknya”. Konsekuensinya, menurut pshittha, kalimat itu harus dibaca dengan cara berikut :” Sampai dia yang memilikinya datang”. Kata ganti “-nya” bisa menunjuk kepada “ketaatan” dalam anak kalimat keempat dari ayat tersebut, bahasanya bernada puitis. Menurut versi yang penting ini maka ramalannya adalah begini:
“Karakter raja dan kenabian tidak akan hilang dari Yehuda sampai dia yang memilikinya datang, karena miliknya lah penghormatan manusia.”
Tetapi nampaknya tidak ada alasan yang rasional untuk suatu perubahan yang disengaja dari heth dan hi , karena yod dipertahankan dalam bentuk syiloh sekarang ini, dengan tanpa vaw , yang diperlukan untuk bentuk kata kerja lampau Syluh . Disamping itu, Septugint[2] mempertahankan Syiloh seperti apa adanya. Oleh karena itu, satu-satunya perubahan yang mungkin adalah perubahan huruf terakhir heth menjadi hi . Andaikan seperti itu kejadiannya, maka kata tersebut akan mengambil bentuk Syiluh dan sangat cocok dengan “Utusan Yahweh” atau utusan Tuhan. Saya tahu bahwa kata Syiluah juga bersifat teknis untuk “surat cerai”, dan hal ini karena istri yang dicerai berarti “disuruh pergi”.
Saya pikir tidak ada interpretasi lain untuk nama tersebut selain dari tiga versi yang sudah saya sebutkan.
Sudah pasti dengan sendirinya baik Yahudi maupun Kristen meyakini berkah ini sebagai salah satu nubuat mesianistik yang paling penting. Bahwa Yesus, nabi dari Nazaret adalah seorang kristus/ mesias tidak seorang muslim pun menyangkal. Karena Al-Qur'an sungguh-sungguh mengakui gelar itu. Bahwa setiap Raja Israel dan imam tertinggi diberi upacara perminyakan suci dengan minyak suci yang terdiri atas minyak zaitun dan berbagai macam rempah (Imamat 30:23-33). Bahkan Raja Persia nonYahudi yang bernama Zarduhti Koresy disebut Mesias-Nya, Koresy,…..” (Yesaya 45:1-7).
Adapun mengenai Yesus, meskipun misi kenabiannya diterima oleh Yahudi, tetapi tidak satupun tanda atau ciri mesianistik yang melekat pada diri Yesus. Bangsa Yahudi mengharapkan seorang Mesias yang memiliki pedang dan kekuasaan duniawi. Sehingga Yahudi tidak pernah dapat menyambut gembira seorang pengkhotbah diatas gunung Zaitun.
Untuk menunjukkan bahwa nubuat yang sangat kuno ini secara praktis dan harfiah telah terpenuhi pada Muhammad, maka argumen-argumen berikut dapat diajukan. Ayat yang menyatakan “tongkat pemegang kekuasaan” dan pemberi hukum”, diyakini bahwa orang yang dinanti-nanti tersebut adalah seorang nabi sekaligus pemegang kekuasaan duniawi. Tanpa berhenti lama untuk memeriksa akar kata dan derivasi dari kata tunggal kedua “ yiqha” . Kita bisa mengambil salah satu dari dua pengertiannya, yakni “ ketaatan” atau “ harapan ”.
Mari kita ikuti interpretasi pertama Syiloh seperti yang diberikan dalam versi pshittha : “ dia yang memilikinya ”. Secara praktis kalimat ini berarti “ pemilik tongkat kekuasaan dan hukum ”. Atau “ dia yang memiliki tongkat kekuasaan dan hukum ”, dan miliknya lah ketaatan segala bangsa. Lantas siapakah orang tersebut? Pasti bukan Musa, karena ia adalah organisator pertama 12 suku bani Israel , dan sebelum dia tidak pernah muncul seorang nabi dan raja dari suku Yehuda. Jelas bukan Daud, karena dia adalah nabi[3] dan raja pertama keturunan Yehuda.
Dan Jelas bukan Yesus, karena Yesus sendiri menolak anggapan orang lain bahwa ia adalah Mesias yang ditunggu-tunggu adalah anak Daud .
“Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, katanya: "Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?" Kata mereka kepadanya: "Anak Daud." Katanya kepada mereka: "Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuhmu Kutaruh di bawah kakimu. Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin ia anaknya pula?" (Matius 22:41-45)
Sangatlah mengejutkan, ketika Injil Matius hanya memberikan keterangan Yesus bahwa Mesias itu bukan dari benih Daud dan tidak menjelaskan mesias yang ditunggu-tunggu itu berasal dari mana? Namun Injil Barnabas mencatat hal yang penting ini dengan lebih baik.
“…..Ia (Yesus) bersabda bahwa Mesias tidak akan berasal dari benih (keturunan) Daud , tetapi ia (Mesias) akan berasal dari benih (Keturunan) Ismail, dan janji terdahulu dibuat untuk Ismail bukan Ishaq (Barnabas 142:3)
Dan faktanya adalah bahwa Yesus semasa hidupnya bukanlah seorang pemimpin dari sebuah tongkat Kerajaan duniawi yang mengalahkan segala bangsa bertekuk lutut dihadapan Agama Tuhan sejati. Malahan Yesus menganjurkan kaum Yahudi agar bersikap loyal kepada kaisar Romawi dan membayar upeti kepadanya, dan ketika suatu hari sebagian kaum Yahudi hendak menjadikan Yesus seorang Raja atas bangsa Yahudi, tetapi Yesus malah melarikan diri pergi ke gunung untuk bersembunyi[4].
Sehingga hanya Muhammad lah yang memenuhi kriteria pemegang tongkat kekuasaan dan pemberi hukum. Muhammad datang dengan kekuatan militer dan Al-Qur'an sebagai sumber hukum. Muhammad memproklamasikan agama yang paling murni dari Tuhan yang sejati. Ia menaklukkan banyak bangsa dan menegakkan hukum Allah yakni Al-Qur'an.
Interpretasi kedua dari tetragram “ Syilh ” (dibaca Syiloh), sama pentingnya dan cocok untuk Muhammad. Sebagaimana ditunjukkan tadi, kata ini berarti “tenang, damai, terpercaya, diam, dan sebagainya”. Bahasa Arami dari kata ini adalah “ Syilya ” yakni dari akar kata yang sama Syala atau Syla . Kata kerja ini tidak dipergunakan dalam bahasa Arab.
Adalah fakta yang terkenal dalam sejarah Arab, bahwa sebelum Muhammad menerima kenabiannya, ia adalah seorang yang benar-benar tenang, damai, terpercaya, dan suka merenung serta sifatnya adalah terpercaya (al-amin). Muhammad (sebelum kenabiannya) dijuluki oleh masyarakat Mekkah sebagai Muhammad al-Amin.
Adapun interpretasi ketiga dari “ Syiloh ” adalah bisa jadi kata tersebut merupakan perubahan dari “ Syluah ” sehingga sudah pasti sesuai dengan gelar nabi dalam bahasa Arab yakni Rosul/pesuruh. “ Syluah Elohim ” dalam bahsa Ibrani adalah sama persis dengan “ Rosululloh ” (Rasul Allah) dalam bahasa Arab. Sebuah ungkapan yang dikumandangkan lima kali sehari oleh Muazin/ Bilal (tukang Adzan Sholat) dari masjid.
Sehingga bangsa Yahudi akan sia-sia mengharapkan kedatangan Syloh lain, dan bahwa umat Kristen dengan kepala batu tetap ngotot dengan kesalahan mereka dalam meyakini bahwa Yesus lah Syiloh yang dimaksud, padahal Yesus sendiri menolaknya.
Kemudian ada dua observasi lain yang patut diperhatikan serius oleh kita:
Pertama , sangat jelas bahwa “tongkat kekuasaan” dan “pemberi hukum” akan tetap berasal dari suku Yehuda sepanjang Syiloh belum datang. Menurut pengakuan kaum Yahudi, Syiloh masih tetap ada dan milik suku mereka.
Kedua , harus diperhatikan bahwa suku Yehuda juga telah lenyap bersama dengan otoritas kerajaan dan suksesi kenabian. Memperhatikan eksistensi dan identitas kesukuan merupakan syarat yang diperlukan untuk menunjukkan bahwa suku secara keseluruhan hidup ditanah airnya sendiri atau dimanapun secara bersama menggunakan bahasanya sendiri.
Tetapi untuk kaum Yahudi, kasusnya malah sebaliknya. Untuk membuktikan diri sebagai orang Israel , Anda tidak perlu susah untuk itu, tetapi Anda tidak pernah dapat membuktikan diri sebagai anggota salah satu dari dua belas suku bani Israel . Sehingga Anda akan gagal.
Sebagai pengamatan ketiga, harus diperhatikan bahwa teks dengan jelas menyatakan, dan sangat bertentangan dengan keyakinan baik kaum Yahudi maupun umat Kristen, bahwa Syiloh sama sekali asing bagi suku Yehuda dan juga semua suku lainnya. Hal ini akan terang sekali, bahwa hanya dalam beberapa menit saja merenung sudah cukup untuk meyakinkan seseorang.
Nubuat dengan jelas menunjukkan bahwa ketika Syiloh datang dengan sceptre (tongkat kekuasaan) dan law-giver (pemberi hukum) akan hilang dari Yehuda. Dan itu hanya bisa terjadi jika Syloh bukan orang dari suku Yehuda. Jika Syiloh adalah keturunan Yehuda, bagaimana dua elemen tersebut menghilang dari suku tersebut ?
Juga tidak mungkin Syiloh adalah keturunan dari salah satu suku bani Israel lainnya, karena sceptre dan law-giver adalah untuk semua bani Israel . Observasi ini juga membuktikan kesalahan klaim kaum Kristiani. Karena Yesus adalah keturunan Yehuda-paling tidak dari jalur ibunya.
Saya sering kali mempertanyakan kaum Yahudi yang sering berpindah-pindah tempat dan melakukan kesalahan ini. Karena lebih dari 25 abad mereka telah mempelajari seratus bahasa manusia yang mereka layani. Karena bani Ismail dan bani Israel , keduanya adalah keturunan sah dari nabi Ibrahim, lantas apa urusannya bagi mereka jika Syiloh berasal dari bani Ismail, sepanjang ia adalah keturunan Ibrahim? Taatilah hukum Allah dan Muhammad. Jadilah Anda seorang muslim yang baik. Maka Anda dapat pergi dan tinggal di tanah air lama anda di Palestina dengan aman dan selamat. Amin.
________________________________________
Catatan Kaki
[1] Kejadian 49:10 dalam teks bahasa Ibraninya adalah : lō’-yāsûr šēb et mîhûdâ ûmə hōqēq mibên rag əlāyw ‘ad kî-yāb ō’ šîlōh šîlōw wəlōw yiqqəhat ‘ammîm.
[2] Septuagint adalah Perjanjian Lama terjemahan Yunani yang dibuat pada abad 3 SM [Latin, septugint, tujuh puluh, menunjukkan 70 atau 72 sarjana Yahudi, yang konon mereka menyelesaikan terjemahan dalam 72 hari di Pulau Faros].
[3] Daud dalam Islam adalah seorang nabi sekaligus raja Israel yang diberkati Tuhan. Sementara menurut Kristen dalam Perjanjian Lama, Daud adalah bukan seorang nabi, melainkan hanya seorang raja yang pernah terlibat skandal merebut istri orang lain tetapi justru diberkati Tuhan dengan kerajaannya yang besar.
[4] "Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa dia dengan paksa untuk menjadikan dia raja, Ia menyingkir ke gunung, seorang diri" (Yohanes 6:15).
Sumber:
"Menguak Misteri Muhammad SAW", Benjamin Keldani, Sahara Publisher, Edisi Khusus Cetakan kesebelas Mei 2006
0 Komentar