MANAJEMEN PENGELOLAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN ( TPA )

19.58



A.    MANAJEMEN TAMAN PENDIDIKAN ALQURAN ( TPA )
1.      Pengertian Manajemen TPA
istilah manajemen berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran,atau pengelolaan sumber daya yang ada.manajemen juga berarti sebagai pemimpin atau pengelolaan pada semua hal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
Menurut Henry Fayol dalam buku General and Industrial Manajemen sebagaimana dikutip Nanang Fatah, bahwa “ Manajemen adalah proses perencana, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengabdian yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan lembaga atau organisasi yang telah ditentukan”.
2.      Pengerian TPA  ( Taman Pendidikan Al-Qur’an )
TKA – TPA adalah lembaga pendidikan non formal tingkat dasar yang bertujuan memberikan bekal dasar kepada anak-anak, agar menjadi generasi Qur’aini, generasi yang sholih-sholihah, yang mampu dan gemar membaca, memahami dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi,Manajemen TPA dapat diartikan suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan seperti perencana, pengorganisasian, penggerakan dan pengedalian /pengawasan yang berguna untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam suatu lembaga ( TPA).
3.      Tujuan Manajemen
1.      Tujuan Umum
Tujuan pendidikan Program S1 Manajemen adalah membekali mahasiswa sehingga dapat lulus kualifikasi sebagai berikut :

a.       Memiliki pengetahuan, ketrampilan serta kemampuan sebagai tenaga profesional di bidang Manajemen.
b.      Memiliki mental, sikap, pengetahuan, kemampuan serta sikap sebagai keberanian wirausaha.
c.       Memilik pengetahuan, kemampuan serta sikap sebagai pengelola perusahaan.

2.      Tujuan Khusus
Membekali mahasiswa agar dapat memiliki pemahaman tentang manajemen dan kewirausahaan.
a.       Membekali mahasiswa dengan pengetahuan tentang Manajemen Pemasaran,Manajemen Sumberdaya Manusia, Manajemen Keuangan serta Manajemen Oprasional.
b.      Membekali mahasiswa agar dapat sebagai pencipta pekerjaan dengan kamampuan sebagai wirausaha.
c.       Membekali mahasiswa dengan soft skill untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja dan masyarakat.
4.      Fungsi Manajemen
Menurut Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan ( 2001:5) menyatakan bahwa fungsi manajemen terdiri dari :
-          Perencanaan ( Planning ).
-          Pengorganisasian ( Organizing ).
-          Pengarahan ( diresting ).
-          Pengawasan ( controlling ).
Sedangkan menurut Nanang Fatah ( 2001:1) bahwa fungsi manajemen tidak jauh berbeda, anatara lain :
-          Perencanaan ( planning ).
-          Pengorganisasian ( organizing ).
-          Pemimpinan ( leading ).
-          Pengawasan ( controlling ).
Namun pada kenyataan manajer melaksanakan fungsi lebih dari itu, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan program, kepemimpinan, kepengawasan, sampai pada penilaian kinerja.
a.      Fungsi Perencanaan ( Planning )
Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan. Maksdunya kegiatan ini untuk mengatur berbagai sumberdaya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Menurut pendapat Geogre R. Terry yang ( 1977:173) “ bahwa planning adalah memilih dan menghubungkan  fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Berdasarkan besarnya Ruang Lingkup Perencanaan dalam Pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga macam perencanaan,yaitu : (1) Perencanaan Makro (2) Perencanaan Meso (3) Perencanaan Mikro.
Perencanaan Makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai, dan cara-cara mencapai tujuan pada tingkat nasional.
Perencanaan Meso merupakan kebijakan yang telah ditetapkan pada tingkat makro,kemudian dijabarkan ke dalam program-program yang berskala kecil ( departemen ).
Perencanaan Mikro diartikan sebagai perencanaan pada tingkat instutisional, dan merupakan penjabaran dari perencanaan Meso,seperti kegiatan belajar mengajar.
Menurut tingkatnya, perencanaan dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.      Perencanaan Strategik ( Renstra/perencanaan jangka panjang),
2.      Perencanaan Koordinatif,dan ( mengarahkan jalanya program,agar tujuan yang telah ditetapkan dapat berjalan secara efektif dan efisien).
3.      Perencanaan Operasional ( memusatkan tingkat pelaksanaan di lapangan ).
Ada beberapa model perencanaan pendidikan yang patut diketahui oleh para pengelola pendidikan,antara lain :
1.      Model Perencanaan Komperatif
Model ini digunakan untuk menganalisis perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan.
2.      Model Target Setting
Model ini diperlukan dalam upaya melaksanakan proyeksi ataupun memperkirakan tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu.
3.      Model Costing ( pembiayaan dan keefektifan Biaya)
Model ini digunakan untuk menganalisis proyek-proyek dalam ktriteria efesien dan efektifitas ekonomis.
4.      Model PPBS( Planning,Programming,budgeting,system)
Model ini bermakna bahwa sistem perencanaan,penyusunan program dan penganggaran ( SP4) dipandang sebagai suatu sistem yang tak terpisahkan satu sama lainya.
b.      Fungsi Pengorganisasian ( Organizing )
Istilah organisasi menunjukkan adanya kumpulan orang yang dengan sistem kerjasama untuk mencapai tujuan bersma.
c.       Fungsi Kepemimpinan ( Leading )
Pada hakikatnya kepemimpinan adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.adapun fungsi kepemimpinan yang dikemukakan oleh Stephen P Robbin ( 2001:2) “mencakup memotivasi bawahan,mengarahkan orang lain, menyeleksi saluran-saluran komunikasi yang paling efektif, dan memecahkan konflik-konflik.
Menurut Ordway Tead ( Wahjosumidjo,2001:45),ada sepuluh macam sifat seorang pemimpin dalam menggunakan kekuasaanya,antara lain :
1.      Energi jasmani dan rohani ( physical and nerwous energy).
2.      Kepastian akan maksud dan arah tujuan ( a sense of purpose and direction).
3.      Antusiasme atau perhatian yang besar ( anthusiasm).
4.      Ramah, penuh rasa persabaran dan ketulusan hati ( Friendlieness and effectiveness).
5.      Integritas atau pribadi yang bulat ( intergrity).
6.      Kecakapan tehnis ( technical mastery).
7.      Mudah mengambil keputusan ( dectisioness).
8.      Cerdas ( inteeligence).
9.      Kecakapan mangajar ( teaching skill).
10.  Kesetiaan ( faith).
Pendapat stogdill ( Wahjosumididjo,2001:48) bahwa kepemimpinan selalu ditandai dengan bebrapa sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin,antara lain:
1.      Ciri-ciri fisik ( physical sharacteristics).
2.      Latar belakang sosial ( social background ).
3.      Kecerdasab dan kecakapan ( intellegence and ability).
4.      Kepribadian ( personality).
5.      Ciri-ciri yang berorientasi kepada tugas ( task related sharacteristics).
6.      Semangat kerjasama ( sosial characteristics ).


Ciri seorang yang telah berhasil menerapkan gaya kepemimpinan,transformasional adalah sebagai berikt :
1.      Mengidentifikasi dirinya sebagai agen perubahan ( pembahuruan )
2.      Memiliki sifat pemberani.
3.      Mempercayai orang lain.
4.      Bertindak atas dasar sistem nilai ( bukan bukan atas dasar kepentingan individu atau atas dasar kepentingan dan desakan kroninya).
5.      Meningkatkan kemampuanya secara terus menerus.
6.      Memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi yang rumit, tidak jelas, dan menentu,serta
7.      Memiliki visi dan misi.
d.      The management Gird
Ada lima macam tipe kepemimpinan yang dikembangkan menurut pendapat Stephen P.Robbin,antara lain:
1.      Pemimpin menghindarkan segala bentuk tanggung jawab.
2.      Pemimpin cukup memperhatikan moral dan mempertahankan.
3.      Pemimpin lebih menekan pada bawahan atau hubungan kerja.
4.      Pemimpin sangat menaruh perhatian besar terhadap hasil maupun hubungan kerja.
5.      Pemimpin sangat mementingkan tugas atau hasil.
Disamping itu, beberapa Tipe kepemimpinan yang pernah dilakukan para Nabi,yaitu :
1.      Sidiq ( jujur dan adil).
2.      Amanah ( dipercaya).
3.      Tablig ( memberi informasi dan terbuka ).
4.      Fatonah ( cerdas dan selektif ).
e.       Fungsi Pengawasan ( controlling)
Adalah memantau kegiatan-kegiatan untuk memastikan kegiatan itu dicapai sesuai dengan yang direncanakan dan mengoreksi setiap penyimpanan yang berarti. Proses dasarnya terdiri dari tiga tahap,yaitu :
1.      Menetapkan standar pelaksanaan.
2.      Pengukuran pelaksanaan dibandingkan dengan standar.
3.      Menentukan kesenjangan ( deviasi ).
Pengertian dasar TQC adalah suatu sistem yang efektif untuk mengintegrasikan usaha-usaha pengembangan kualitas,pemeliharaan kualitas,dan perbaikan kualitas, atau mutu dari berbagai kelompok dalam organisasi,sehingga meningkatkan produktifitas semua langganan. Adapun tujuan pelaksanaan TQC
1.      Pencapaian kebijakan da target organisasi secara efesien.
2.      Perbaikan hubungan manusia serta mutu pelayanan.
3.      Peningkatan kerjasama dan produktifitas.
4.      Pengembangan kemampuan sumber daya.
Proses kerja gugus TQC adalah sebagai berikut :
1.      Pengajuan masalah.
2.      Analisis mpermasalahan.
3.      Mencari pemecahan masalah.
4.      Presentasi pada pihak manajer.
5.      Manajer akan meninjau,menelusuri,atau meminta tidak lanjut dari presentasi yang dimaksud.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa fungsi pengawasan meliputi penentuan standar, supervisi, dan mengukur penampilan atau pelaksanaan terhadap standarbdan sekaligus memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasibtercapai.
Beberapa kondisi yang harus diperhatikan jika pengawasan dapt berfungsi,antara lain:
1.      Pengawasan harus dilakukan dengan tujuan dan kriteria yang dipergunakan dalam sistem pendidikan.
2.      Harus menentukan standar yang dicapai.
3.      Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebetulan institusi/lembaga.
4.      Sistem pengawasan dikemudi ( steering control) tanpa mengorbankan otonomi.
5.      Pengawasan hendaknya mengacu pada tindakan perbaikan,dan prosedur pemisahan masalah.
Previous
Next Post »
0 Komentar