A.
MANAJEMEN TAMAN
PENDIDIKAN ALQURAN ( TPA )
1.
Pengertian
Manajemen TPA
istilah manajemen berarti proses penggunaan sumber daya secara
efektif untuk mencapai sasaran,atau pengelolaan sumber daya yang ada.manajemen
juga berarti sebagai pemimpin atau pengelolaan pada semua hal dalam upaya
pencapaian tujuan organisasi.
Menurut Henry Fayol dalam buku General and Industrial Manajemen
sebagaimana dikutip Nanang Fatah, bahwa “ Manajemen adalah proses perencana,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengabdian yang dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan lembaga atau organisasi yang telah ditentukan”.
2.
Pengerian
TPA ( Taman Pendidikan Al-Qur’an )
TKA – TPA adalah lembaga
pendidikan non formal tingkat dasar yang bertujuan memberikan bekal dasar
kepada anak-anak, agar menjadi generasi Qur’aini, generasi yang
sholih-sholihah, yang mampu dan gemar membaca, memahami dan mengamalkan
Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi,Manajemen TPA
dapat diartikan suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan seperti
perencana, pengorganisasian, penggerakan dan pengedalian /pengawasan yang
berguna untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam suatu lembaga ( TPA).
3.
Tujuan
Manajemen
1.
Tujuan Umum
Tujuan pendidikan Program S1 Manajemen adalah membekali mahasiswa
sehingga dapat lulus kualifikasi sebagai berikut :
a.
Memiliki
pengetahuan, ketrampilan serta kemampuan sebagai tenaga profesional di bidang
Manajemen.
b.
Memiliki
mental, sikap, pengetahuan, kemampuan serta sikap sebagai keberanian wirausaha.
c.
Memilik
pengetahuan, kemampuan serta sikap sebagai pengelola perusahaan.
2.
Tujuan Khusus
Membekali mahasiswa agar dapat memiliki pemahaman tentang manajemen
dan kewirausahaan.
a.
Membekali
mahasiswa dengan pengetahuan tentang Manajemen Pemasaran,Manajemen Sumberdaya
Manusia, Manajemen Keuangan serta Manajemen Oprasional.
b.
Membekali
mahasiswa agar dapat sebagai pencipta pekerjaan dengan kamampuan sebagai
wirausaha.
c.
Membekali
mahasiswa dengan soft skill untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja dan
masyarakat.
4.
Fungsi
Manajemen
Menurut Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan ( 2001:5)
menyatakan bahwa fungsi manajemen terdiri dari :
-
Perencanaan (
Planning ).
-
Pengorganisasian
( Organizing ).
-
Pengarahan (
diresting ).
-
Pengawasan (
controlling ).
Sedangkan menurut Nanang Fatah (
2001:1) bahwa fungsi manajemen tidak jauh berbeda, anatara lain :
-
Perencanaan (
planning ).
-
Pengorganisasian
( organizing ).
-
Pemimpinan (
leading ).
-
Pengawasan (
controlling ).
Namun pada kenyataan manajer melaksanakan fungsi lebih dari itu,
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan program, kepemimpinan,
kepengawasan, sampai pada penilaian kinerja.
a.
Fungsi
Perencanaan ( Planning )
Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak
dilakukan pada masa depan. Maksdunya kegiatan ini untuk mengatur berbagai
sumberdaya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Menurut
pendapat Geogre R. Terry yang ( 1977:173) “ bahwa planning adalah memilih dan
menghubungkan fakta dan membuat serta
menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dengan jalan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
hasil yang diinginkan.
Berdasarkan besarnya Ruang Lingkup Perencanaan dalam Pendidikan
dapat dibedakan menjadi tiga macam perencanaan,yaitu : (1) Perencanaan Makro (2) Perencanaan Meso (3) Perencanaan
Mikro.
Perencanaan Makro
adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh,
tujuan yang ingin dicapai, dan cara-cara mencapai tujuan pada tingkat nasional.
Perencanaan Meso
merupakan kebijakan yang telah ditetapkan pada tingkat makro,kemudian
dijabarkan ke dalam program-program yang berskala kecil ( departemen ).
Perencanaan Mikro
diartikan sebagai perencanaan pada tingkat instutisional, dan merupakan
penjabaran dari perencanaan Meso,seperti kegiatan belajar mengajar.
Menurut tingkatnya, perencanaan dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.
Perencanaan
Strategik ( Renstra/perencanaan jangka panjang),
2.
Perencanaan
Koordinatif,dan ( mengarahkan jalanya program,agar tujuan yang telah ditetapkan
dapat berjalan secara efektif dan efisien).
3.
Perencanaan
Operasional ( memusatkan tingkat pelaksanaan di lapangan ).
Ada beberapa model perencanaan pendidikan yang patut diketahui oleh
para pengelola pendidikan,antara lain :
1.
Model
Perencanaan Komperatif
Model
ini digunakan untuk menganalisis perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan
secara keseluruhan.
2.
Model Target
Setting
Model
ini diperlukan dalam upaya melaksanakan proyeksi ataupun memperkirakan tingkat
perkembangan dalam kurun waktu tertentu.
3.
Model Costing (
pembiayaan dan keefektifan Biaya)
Model
ini digunakan untuk menganalisis proyek-proyek dalam ktriteria efesien dan
efektifitas ekonomis.
4.
Model PPBS(
Planning,Programming,budgeting,system)
Model
ini bermakna bahwa sistem perencanaan,penyusunan program dan penganggaran (
SP4) dipandang sebagai suatu sistem yang tak terpisahkan satu sama lainya.
b.
Fungsi
Pengorganisasian ( Organizing )
Istilah organisasi menunjukkan adanya kumpulan orang yang dengan
sistem kerjasama untuk mencapai tujuan bersma.
c.
Fungsi
Kepemimpinan ( Leading )
Pada hakikatnya kepemimpinan adalah seseorang yang mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan
menggunakan kekuasaan.adapun fungsi kepemimpinan yang dikemukakan oleh Stephen
P Robbin ( 2001:2) “mencakup memotivasi bawahan,mengarahkan orang lain,
menyeleksi saluran-saluran komunikasi yang paling efektif, dan memecahkan
konflik-konflik.
Menurut Ordway Tead ( Wahjosumidjo,2001:45),ada sepuluh macam sifat
seorang pemimpin dalam menggunakan kekuasaanya,antara lain :
1.
Energi jasmani
dan rohani ( physical and nerwous energy).
2.
Kepastian akan
maksud dan arah tujuan ( a sense of purpose and direction).
3.
Antusiasme atau
perhatian yang besar ( anthusiasm).
4.
Ramah, penuh
rasa persabaran dan ketulusan hati ( Friendlieness and effectiveness).
5.
Integritas atau
pribadi yang bulat ( intergrity).
6.
Kecakapan
tehnis ( technical mastery).
7.
Mudah mengambil
keputusan ( dectisioness).
8.
Cerdas (
inteeligence).
9.
Kecakapan
mangajar ( teaching skill).
10.
Kesetiaan (
faith).
Pendapat stogdill ( Wahjosumididjo,2001:48) bahwa kepemimpinan
selalu ditandai dengan bebrapa sifat yang harus dimiliki seorang
pemimpin,antara lain:
1.
Ciri-ciri fisik
( physical sharacteristics).
2.
Latar belakang
sosial ( social background ).
3.
Kecerdasab dan
kecakapan ( intellegence and ability).
4.
Kepribadian (
personality).
5.
Ciri-ciri yang
berorientasi kepada tugas ( task related sharacteristics).
6.
Semangat
kerjasama ( sosial characteristics ).
Ciri seorang yang telah berhasil menerapkan gaya
kepemimpinan,transformasional adalah sebagai berikt :
1.
Mengidentifikasi
dirinya sebagai agen perubahan ( pembahuruan )
2.
Memiliki sifat
pemberani.
3.
Mempercayai
orang lain.
4.
Bertindak atas
dasar sistem nilai ( bukan bukan atas dasar kepentingan individu atau atas
dasar kepentingan dan desakan kroninya).
5.
Meningkatkan
kemampuanya secara terus menerus.
6.
Memiliki
kemampuan untuk menghadapi situasi yang rumit, tidak jelas, dan menentu,serta
7.
Memiliki visi
dan misi.
d.
The management
Gird
Ada lima macam tipe kepemimpinan yang dikembangkan menurut pendapat
Stephen P.Robbin,antara lain:
1.
Pemimpin
menghindarkan segala bentuk tanggung jawab.
2.
Pemimpin cukup
memperhatikan moral dan mempertahankan.
3.
Pemimpin lebih
menekan pada bawahan atau hubungan kerja.
4.
Pemimpin sangat
menaruh perhatian besar terhadap hasil maupun hubungan kerja.
5.
Pemimpin sangat
mementingkan tugas atau hasil.
Disamping itu, beberapa Tipe kepemimpinan yang pernah dilakukan
para Nabi,yaitu :
1.
Sidiq ( jujur
dan adil).
2.
Amanah ( dipercaya).
3.
Tablig (
memberi informasi dan terbuka ).
4.
Fatonah (
cerdas dan selektif ).
e.
Fungsi
Pengawasan ( controlling)
Adalah memantau kegiatan-kegiatan untuk memastikan kegiatan itu
dicapai sesuai dengan yang direncanakan dan mengoreksi setiap penyimpanan yang
berarti. Proses dasarnya terdiri dari tiga tahap,yaitu :
1.
Menetapkan
standar pelaksanaan.
2.
Pengukuran
pelaksanaan dibandingkan dengan standar.
3.
Menentukan
kesenjangan ( deviasi ).
Pengertian dasar
TQC adalah suatu sistem yang efektif untuk mengintegrasikan usaha-usaha
pengembangan kualitas,pemeliharaan kualitas,dan perbaikan kualitas, atau mutu
dari berbagai kelompok dalam organisasi,sehingga meningkatkan produktifitas
semua langganan. Adapun tujuan pelaksanaan TQC
1.
Pencapaian
kebijakan da target organisasi secara efesien.
2.
Perbaikan
hubungan manusia serta mutu pelayanan.
3.
Peningkatan
kerjasama dan produktifitas.
4.
Pengembangan
kemampuan sumber daya.
Proses
kerja gugus TQC adalah sebagai berikut :
1.
Pengajuan
masalah.
2.
Analisis
mpermasalahan.
3.
Mencari
pemecahan masalah.
4.
Presentasi pada
pihak manajer.
5.
Manajer akan
meninjau,menelusuri,atau meminta tidak lanjut dari presentasi yang dimaksud.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa fungsi pengawasan meliputi
penentuan standar, supervisi, dan mengukur penampilan atau pelaksanaan terhadap
standarbdan sekaligus memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasibtercapai.
Beberapa kondisi yang harus diperhatikan jika pengawasan dapt
berfungsi,antara lain:
1.
Pengawasan
harus dilakukan dengan tujuan dan kriteria yang dipergunakan dalam sistem
pendidikan.
2.
Harus
menentukan standar yang dicapai.
3.
Pengawasan
hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebetulan institusi/lembaga.
4.
Sistem
pengawasan dikemudi ( steering control) tanpa mengorbankan otonomi.
5.
Pengawasan
hendaknya mengacu pada tindakan perbaikan,dan prosedur pemisahan masalah.