Kata orang 10 hari terakhir bulan ramadhan adalah malam lailatul qodar, merekapun berlomba mendapatkannya, namun pantaskah kita mengistimewakan segelintir malam hingga kita melupakan malam yang telah da yang akan kita jalani dikemudian hari….
Ternyata kita begitu munafik, selalu ingin mendapatkan yang instant tanpa mau melalui tahap demi tahap keimanan kita kepada Allah.
Seolah malam-malam panjang yang kita lalui selama berbulan-bulan tergadaikan hanya karena adanya sepuluh malam terakhir.Lantas dimanakah taqwa kita di bulan-bulan itu.Pantaskah kita menyepelekan arti ketaqwaan seenaknya sendiri hingga akhirnya seolah-olah kita meringkas ketaqwaan kita dan menjadikannya hanya pada malam-malam tertentu saja………
Serendah itukah nilai ketaqwaan kita,….?
Mungkin kalian akan keluarkan berjuta pembelaan yang aku sendiri juga tak tahu “apakah itu berasal dari nurani kalian ataukah hanya sebuah pembenaran akan kiblat ketaqwaan yang kian condong menjauhi sunnah dari Nabi………
Terserah itu semua adalah hak kalian.
Namun aku yakin diantara sekian banyak jiwa-jiwa yang terjaga tentunya tetaplah ada jiwa yang suci yang benar-benar dengan tulus ikhlas mengharapkan limpahan cinta dari sang Maha Cinta itu sendiri………
Seseorang yang selalu berusaha menjadi seorang yang diam-diam, yang dadanya seakan sesak tiap kali mendengar nama-Nya disebut, yang hatinya bergetar tiap kali membaca surat-surat cinta Yang Dicintainya, yang enggan memejamkan mata hingga ufuk fajar merona dibelahan bumi timur……..
Itulah sang pecinta yang terus asyik merayu dan bercumbu dikala pintu-pintu istana telah tertutup rapat dan masing-masing orang telah larut hanyut dalam buai mimpi.Yang datang dengan penuh rasa tunduk dihadapan-Nya dan tidaklah ia beranjak hingga ia mendapatkan kepastian cinta dari-Nya.
Nun jauh disudut-sudut sana terdapat pula keramaian orang-orang yang sedang merayu Yang Dicintai , namun sebuah rayuan yang penuh dengan isyarat kemunafikan.Yang menghargai sebuah nikmatnya cinta hanya dengan kenikmatan surga, yang selalu memudahkan urusan dengan Yang Dicintainya hingga terkesan menyepelekannya.Mereka berkata “ Aku sungguh rindu akan kehadiran-Mu” .Namun tak sedikitpun dihati mereka tersirat kerinduan itu……..Wallohu a’lam
Disadari atau tidak sesungguhnya kita mengenal Dia adalah karena Dia sekiranya bukan karena Dia maka kita tidak akan mengenal Dia.Dan ternyata Dialah yangmendekat dan memberi kita kesempatan untuk mengenalnya…….
Hingga akhirnya kaupun merasa malau karena telah menyibukkannya hingga Dia mendekat kepadaku……..
Aku malu mencintaiMu.........karena ku tak pantas mengharap cintaMu, namun hanya kemurahanMulah yang buatku tetap bertahan.
TERIMAKASIH SANG MAHA CINTA...........
WALLOHUA'LAM............
0 Komentar